Monday, March 12, 2012

siejinkwie di negri sihir

siejinkwie

siejinkwie (ringkas trilogi)
siejinkwie-siejinkwie kena fitnah, siejinkwie di negri sihir

Kisah Siejinkwie dimulai dari Lisibin, Raja Agung Tang, yang mimpi berjumpa ksatria berbaju putih dan menunggang kuda putih. Ksatria itu menyelamatkan jiwanya dari ancaman golok Kaseobun, jendral utama Kolekok. Berdasar ramalan Penasehat Raja, Ciebokkong, nama ksatria itu adalah Siejinkwie berasal dari Desa Liongbun. Lalu pencarian pun dilakukan.

Tanpa diketahui Lisibin, Siejinkwie ternyata sudah direkrut sebagai anggota Pasukan Dapur Tang. Meski cuma prajurit dapur, Siejinkwie banyak berjasa dalam Perak Kolekok. Tapi, Thiosukwie, Sang Komandan yang serakah, mengakui semua jasa Siejinkwie sebagai jasa mantunya. Akhirnya kelicikan itu pun terbuka. Thiosukwie dan keluarganya dihukum mati. Dan karena prestasi gemilang dalam Perang Kolekok, Siejinkwie dianugerahi gelar Raja Muda yang berkuasa penuh atas wilayah Sansee.

Dalam lakon Siejinkwie Kena Fitnah, Siejinkwie dijebloskan ke dalam penjara akibat fitnah putri Thiosukwie, Thiobiejin. Dendam kesumat mendorong Biejin merancang siasat keji bersama sepupunya, Thiojin. Siasat itu didukung oleh suami Biejin, Pangeran Litocong yang juga Paman Raja Lisibin. Tapi pada saat yang bersamaan, datang ancaman perang dari Negri Seeliang atau Tartar Barat. Tantangan perang diprovokasi oleh Jendral Soupotong, Panglima angkatan Perang Seeliang.

Konspirasi Biejin terungkap, dia dibunuh mati oleh Siekimlian, putri Siejinkwie. Sedang Litocong, atas prakarsa Thiakauwkim, dibakar di dalam sebuah genta kuno. Siejinkwie dibebaskan dari penjara dan direkrut menjadi Panglima Besar yang memimpin seluruh Angkatan Perang Tang. Dia diberi tugas oleh Lisibin untuk menghukum jendral majenun Seeliang, Soupotong.

Siejinkwie Di Negri Sihir, merupakan penutup trilogo kisah Siejinkwie. Ini juga kisah tentang Sietengsan, putra Siejinkwie, dan Hwanlihoa, perempuan perkasa yang jendral Tartar. Tengsan dan Lihoa, diramal bakal jadi pasangan abadi. Tapi bagi keduanya, jalan menuju pelaminan ternyata penuh lika-liku masalah dan malah mencipta tragedi.

***

Siejinkwie Di Negri Sihir

Setelah Litocong mati terbakar dalam genta kuno, Siejinkwie akhirnya bersedia memimpin belantara Tang yang berperang ke Barat. Tapi dalam sebuah pertempuran, Soupotong, Jendral Utama Tartar, berhasil mengurung rapat pasukan Tang dan melukai Siejinkwie dengan racun ampuh.

Siejinkwie nyaris sekarat dan jiwanya melayang ke Kota Akherat. Sebelum dikembalikan ke Bumi, dia sempat dianugrahi "mata langit" sehingga mampu melihat nasib masa depan. Dalam 'penglihatan' itu, Siejinkwie diramal bakal wafat oleh anak panah putranya sendiri, Sietengsan.

Ketika usianya 12 tahun, Sietengsan mati terbunuh oleh Siejinkwie. Tapi dia dihidupkan kembali oleh Dewa Onggo dan diangkat menjadi murid. Duabelas tahun kemudian, Sietengsan diberi tugas oleh gurunya untuk membuyarkan kepungan Soupotong dan menyembuhkan luka Siejinkwie.

Sementara itu, Hwanlihoa, putri Jendral Hwanhong yang Panglima Tartar, diramal gurunya bakal berjodohan dengan Sietengsan. Meski ramalan itu dirasa mustahil, Hwanlihoa tetap mempercayainya. Lalu, dengan berbagai cara dia coba memberitahu ramalan perjodohan itu kepada Sietengsan. Tentu saja Sietengsan naik pitam dan menempur Hwanlihoa mati-matian.

Dalam perjalanan menuju pelaminan, Sietengsan melanggar sumpah sebanyak tiga kali. Dia juga menolak dinikahkan dengan Hwanlihoa satu kali, serta dengan sengaja membatalkan pernikahnnya dengan Hwanlihoa dua kali. Akibat ulah itu, Sietengsan dijebloskan ke dalam penjara sebanyak lima kali. Dan Hwanlihoa, meski mengalami berbagai 'hinaan' sekejam itu, dia tetap percaya ramalan Sang Guru. Tapi sebagai akibat, tanpa sengaja dia membunuh ayah dan dua saudaranya. Lalu dia pun memihak Kerajaan Tang.

Takdir macam bagaimana bakal dilakoni oleh tokoh-tokoh kisah ini? Itulah pertanyaan rumit yang hanya bisa dijawab jika Anda menyimak lakon yang merupakan sebuah sandiwara perbauran antara; 'Wayang TAVIP, Wayang Kulit Cina-Jawa, Wayang Gendong, Wayang Potehi, Wayang Beber, Wayang Wong, Opera Cina. Drama yang dimaknai pula oleh desain batik dalam busana-set-property, serta dihadiri sesosok Macan-Putih dan Tiga-Naga.

Siejinkwie lakon tentang kepahlawanan. Sikap dan sifat yang patut diteladani. Saat in, bukankah kita sangat merindukan sosok pahlawan? Pahlawan yang berkiprah membela negri tanpa pamrih, tidak melakukan korupsi, dan bukan berjuang hanya demi kepentingan golongannya sendiri. Tapi di mana sosok pahlawan semacam itu bisa ditemukan? ah, semoga lakon Siejinkwie Di Negri Sihir bisa menjadi inspirasi. Itulah harapan.

***

Lakon Siejinkwie Di Negri Sihir digelar sepanjang bulan Maret, sekaligus untuk memperingati harijadi TEATER KOMA yang ke-35 (1 Maret 1977-2012). Usia yang bisa dicapai karena upaya kedua belah pihak; seniman dan masyarakat penikmat seni. Sebuah upaya tak kenal lelah, agar hubungan silahturahmi terus terjalin. Bentuk silahturahmi bisa terjadi langsung atau nyata, dan bisa juga interaksi di dunia maya. Jangan dilupa, tangan-tangan dermawan yang selama ini telah mendorong Teater Koma agar terus melangkah, dan kadang malah harus menerangi jalan ketika tiada cahaya samasekali di jalan tengah yang di lalui itu.

Dirgahayu ke-35 Teater Koma. Tetap Mampu Melanjutkan Tradisi Silahturahmi-Idealistik. Menjadi Inspirasi. Cinta Budaya. Cinta Indonesia.

***


bersama tokoh baginda tang


bersama tokoh sietengsan & hwanlihoa

bersama tokoh siejinkwie

di depan panggung


No comments:

Post a Comment