Wednesday, March 28, 2012

layang-layang

layang-layang


1/
layang lelayang berkerangka jeruji waktu
bersama mentari ia tertawa diterbangkan musim
lalu lelah menyerah pada rintik air mata

2/
sebidang kertas terkikik
bercanda dengan cerah langit
menarik cerita cinta darinya

3/
seumpama memegang tali lelayang
hingga tak sanggup menahan kekang
yang menyayat ketika kian erat

4/
ketika kekang tali takdir terlepas
apakah putus pula harap
dan terombangambing nasib?

5/
lelah lalu terulur hingga habis
tangantangan lain menyambut
bermainlah dengan garis tangan baru

6/
takkan datang lelayang baru mewarnai
bila sisa gelasan lama yang menjuntai
tak kunjung lepas dari genggam
"mungkin kau berpikir aku berada di puncak tertinggi. mendaki semudah meniup bebulu.
tidak.
aku kini sedang tenggelam dalam lautan rasa bergejolak dan benak yang sibuk. berjuang mencoba untuk sekadar mengambil napas panjang di permukaan. berenang untuk bertahan.

dan 
(tetap)
bersyukur."
"bahkan dalam lelap sekalipun, semesta tidak tinggal diam. ia membawa rasa berjalan ke tempat tujuannya."

the rescuing hug

rescuing hug
This picture is from an article called "The Rescuing Hug". The article details the first week of life of a set of twins. Each were in their respective incubators and one was not expected to live. A hospital nurse fought against the hospital rules and placed the babies in one incubator. When they were placed together, the healthier of the two, threw an arm over her sister in an endearing embrace. The smaller baby's heart stabilized and temperature rose to normal.


sesungguhnya,
peluk hangat yang tulus itu
penyembuh dari segala sakit
dan sesungguhnya,
tanpa kata terucap bibir
hati kita bicara

Another example how much babies need close skin contact. You can read the rest of the story here.

...

pulau tidung pesonamu

pulau air - tidung kecil

Jam berdentang persis jam 3.00 pagi. Berangkat melaju menggunakan si burung biru ke titik pertemuan di bilangan MT Haryono dimana sehari sebelumnya sudah kami tetapkan sebagai meeting point. Kami yang berjumlah 10 orang pada hari ini Jumat 14 Agustus 2010 akan memulai  petualangan  kami di Pulau Tidung. Ya, pulau Tidung yang terletak di Utara Pulau Jawa yang merupakan bagian dari kepulauan Seribu. 

Setelah berkumpul kami segera melanjutkan perjalanan ala backpacker dengan menggunakan bus menuju ke arah dermaga kapal di Muara Angke.

 
suasana pagi di Muara Angke


Perjalanan menuju ke Pulau Tidung ini ditempuh kurang lebih 3 jam. Perasaan was-was ketika pertama kali menaiki kapal krn kekhwatiran mabok laut, dll. ternyata tak berlanjut. Pemandangan laut, beberapa Pulau disekitar kepulauan seribu yang terlihat saat kapal motor melaju, burung-burung camar yang melintas di langit, laut yang berwarna biru dan hijau, awan yang berarak putih dan matahari pagi yang cerah menemani sepanjang perjalanan, membuat perjalanan ini tetap bisa dinikmati bahkan memikat hati. 

memandang lepas lautan menuju pesona Tidung

terpesona dengan keriuhan penumpang di dermaga Muara Angke

Pukul 10.30 kami sampai di dermaga Pulau Tidung. Langsung photo-photo dulu sejenak terhadap sekeliling dermaga. Kemudian disambut dengan ramah oleh pemilik penginapan yang memenag sebelumnya sudah kami booking sebagai tempat beristirahat kami nanti, lengkap dengan fasilitas seperti ruang tidur yang menggunakan AC, makan tiga kali sehari berupa nasi box, beberapa sepeda yang siap pakai dan perlengkapan snorkeling pada hari berikutnya beserta sewa perahu yang sudah satu paket, termasuk barbeque ikan segar yang juga akan disediakan pada malam harinya. Sekitar jam 12.00 kami kembali berkumpul di rumah yang telah dijadikan tempat/ruang serba guna untuk menikmati santap siang.

Setelah makan siang, petualangan menyusuri sekitar perkampungan dimana kami menginap pun dimulai. Sambil mengendarai sepeda, (setiap orang ada jatah sepedanya lho), kami bersepeda dan akan menuju pantai-pantai di sekeliling pulau yang masih jernih perairannya.


bersepeda keliling pantai sekitar penginapan

menikmati kesegaran air laut di tengah hari terik

Sambil menikmati suasana pantai, kami juga menikmati sejumlah pemandangan yang sangat elok di sepanjang pemukiman penduduk ini. Pasirnya yang putih, beningnya laut dan birunya langit menghipnotis pesona seketika. Hmm…di pulau ini nggak ada mobil, jadi nggak perlu khawatir akan polusi asap. Sebagian besar penduduknya masih berjalan kaki dan mengendarai sepeda untuk aktivitas sehari-hari mereka.

Kemudian petualangan di lanjutkan dengan persiapan snorkeling menuju pulau lain yang jangkauannya cukup jauh sehingga harus menggunakan perahu bermotor untuk mencapainya.

ready for snorkeling time





siap-siap snorkeling dimulai

di atas perahu sebelum menuju lokasi snorkeling

pose dulu sebelum snorkeling

pulau air

enjoy the snorkeling

tetep bernasrsis-ria

after snorkeling...how?


Hari kedua, petualangan mengejar matahari terbit menuju pulau Tidung kecil yang yang dihubungkan oleh sebuah jembatan kayu (dermaga tjinta) sepanjang kurang lebih 2 km dengan pulau Tidung besar. Sepanjang jembatan ini mata kita akan dimanjakan oleh pemandangan bawah laut yang benar-benar aduhai. Batu karang dan berbagai biota laut, menjadi pemandangan alam yang sangat memukau. Anak-anak pantai juga memamerkan lompatan mereka dari anjungan jembatan yang tinggi. Wow…atraksi locat indah khas anak pantai….mantap….Yuk simak foto-foto jelajahnya di bawah ini:

ayo..berburu matahari terbit ke jembatan tjinta

mengayuh sepeda berburu matahari terbit

menyusuri pantai menuju jembatan tjinta

hufff...lumayan menguras keringat

tiba di jembatan tjinta

mentari terbungkus awan mendung, tak menghentikan perburuan

jembatan tjinta penghubung Tidung Besar dan Tidung Kecil

berlatarkan pulau Tidung Kecil


di jembatan tjinta...menghirup segarnya udara laut lepas

memandangi keindahan biota laut yang jelas terpaparkan oleh alam

terumbu karang

duduk santai menatap awan di tjembatan cinta


menuju pulau Tidung Kecil

pagi kupandangi dari jembatan tjinta

menatap lepas pemandangan laut Tidung dari jembatan


di jembatan tjinta menuju pulau Tidung Kecil
berlatar jembatan tjinta dan awan mendung


berlatar jembatan tjinta dan pulau Tidung Kecil

di atas jembatan tjinta

sebelum menapaki jembatan tjinta, parkir sepeda dulu

bercengkrama di perahu kayu, berlatar jembatan tjinta

awas oleng perahunya...!!!..ayo kayuh lagi...

menuju jembatan tjinta

samar-samar pulau Tidung Kecil dari tempat parkir sepeda kami
aksi lompat indah para pengunjung dari jembatan tjinta

di pulau Tidung Kecil di antara bentaran hutan mangrove yang baru ditanam

petani mangrove..hahahaha

pose di antara hutan mangrove

menanam mangrove

berbondong dari parkiran sepeda menuju jembatan tjinta

di pulau Tidung Kecil

horrayyyy...sampai juga di pulau Tidung Kecil

penduduk asli pulau Tidung Kecil sedang kebingungan

Sebagai info juga ternyata di pulau Tidung Kecil ini tidak dihuni oleh penduduk. Jadi keasrian dan kealami Pulau benar-benar masih terasa kental disini. Hanya ada beberapa bangunan yang difungsikan sebagai tempat perkembangbiakan pohon mangrove dan tumbuhan lain. Hmmm …pulau Tidung Kecil ini juga dilengkapi pavling block (untuk jogging track) di sepanjang pulau ini.

Setelah puas berkeliling dan berpetualang di pagi hari kami bergegas kembali ke rumah inap dengan bersepeda dan mempersiapkan kepulangan kami ke ibukota, menuju hiruk pikuknya kembali. Sebelumnya kami menyantap makan siang terakhir kami dahulu sebelum kapal terakhir dari dermaga pulau Tidung Besar menjemput dan membawa kami pulang.

kapal terakhir yang siap memberangkatkan kami ke ibukota

---------------------------------------------------------------------



Pulau Tidung Keindahanmu


Pulau Tidung nan elok,
Saat kuterbagun disubuhmu,
Kudengar suara gema wahyu,
Terdengar kumandang adzan yang syahdu,
Bersih dan jernih di gendang telingaku,
Aku pun bangkit dari tidur yang lelap,
Fajar telah datang membawa berkahnya,

Pulau Tidung nan jelita,
Matahari pagimu sangat indah,
Kedatanganmu menghangatkan bumi,
Ditunggu ratusan pasangan mata,
Syukur, dan decak kekaguman atas hadirmu,
Ciptaan Sang Penguasa Alam,
Tua-muda, berjalan santai, berlari kecil, menggerakan badan,
Menyusuri bibirmu yang eksotis,
Dibalut udara pantai nan segar,
Pasir putihmu, air lautmu penuh kemilau,
Senda gurau dan gelak tawa kamipun berderai,

Pulau Tidung nan cantik,
Siangmu tampak cerah,
Rangkaian potret nan indah melingkar,
Potret nyata kekayaan kepulauan Indonesia,
Sejarah dan legenda,
Perkampungan bagai diujung kaki alam
Pantaimu berdampingan dengan sang anak dengan damai,
Pulau Tidung Besar dan Kecil,
Hamparan pasirmu memaparkan pesona keindahanmu,
Sungguh meminang hatiku,

Pulau Tidung nan elok,
Sore dan senjamu menakjubkan
Diudara yang mulai berangin sepoi,
Kumpulan burung terbang indah,
Menuju malam,
Dalam jutaan warna pelangi,
Mengelilingi matahari keperaduan,

Pulau Tidung nan jelita,
Malammu penuh kerdipan lampu di sekeliling,
Berpusat kemilau pulau yang menyimpan budaya,
Bulan dan bintang di kepalaku,
Berbagai hidangan laut menemani,
Rasa damai berpelukan denganmu,
Oh, Pesona Pulau Tidung Besar dan Tidung Kecil,
Suatu hari,
Kami kan kembali mengunjungimu!


--------------------------------------------------
Great Escaped, Tidung Island, August 14-15, 2010