Wednesday, February 12, 2014

kado terindah


Hening seketika tercipta, detik seakan berjalan lambat sekali. Penantian ini bukan sehari, seminggu ataupun sebulan dua bulan. Namun sembilan bulan dengan upaya yang tiada reda. Bukan terpaksa ataupun upah duniawi, namun cintalah yang membuatnya kuat. Cinta seorang ibu, yang membopong sebuah "hadiah dari Tuhan". Kemanapun berjalan, dan kaki yang membengkak itupun dipaksanya melangkah. Hingga pada saat ini, keheningan-pun terbuncah. Dera tangis bayi, dera tangis bahagia orang-orang yang terkasih. Dan senyum bahagia sang ibu, meski menahan sakit, di sudut ruangan.


Kemarin pada tanggal 10 Februari 2014 sekitar pukul 04:30 keheningan terhenyak dengan sedikit kepanikan istri saya yang melihat air ketubannya telah pecah, kemudian kami bergegas meluncur ke rumah sakit meski belum mandi bahkan cuci muka sekalipun. Sesampainya di rumah sakit kami memasuki ruang IGD dan diterima dengan baik oleh suster jaga dan langsung memasuki ruang perawatan sementara. Suster-suster yang lainpun segera mempersiapkan alat-alat pendeteksi kelahiran sebagai bahan observasi apakah tindakan yang akan dilakukan selanjutnya sembari menunggu kehadiran dokter kami. Pukul 07:30, dokter kandungan kamipun datang dan segera melakukan diagnosa dan melakukan usg kepada istri saya, dan tanpa berbasa-basi dokter menyarankan untuk segera mengambil tindakan seksio/caesar karena air ketuban sudah menunjukkan kekeringan. 

08:34, istri saya, Desak Made Nurmartini telah melahirkan seorang bayi laki-laki di rumah sakit Omni International, Alam Sutera secara caesar/seksio, dimana awal rencana keinginan saya menyamakan dengan tanggal kelahiran saya 12 Februari tapi menurut orang tua tidak boleh berbarengan lahiran dengan ayahnya kemudian diputuskan untuk memundurkan tanggal menjadi 14 Februari. Namun waktu berkata lain dan subuh itulah menjadi saksi kebisuan dan keheningan alam akan kelahiran putra pertama kami dengan berat 3,02 kilogram dan panjang 45 centimeter, bayi yang gantengnya mirip saya (hehehe...) itu lalu diberi nama "Dewa Gede Kalyan Vijaya". Yang memiliki makna "semoga menjadi putra yang 'unggul (vijaya (sanskrit: victory)' dalam hal kesejahteraannya, ketampanannya, keberuntungannya, nasib baiknya dan kebahagiannya kelak (kalyan (sanskrit: welfare, lovely, auspicious, good fortune & happiness). Panggilannya "baby kal".



Senang rasanya mendengar semua proses berjalan dengan lancar, walaupun kelahirannya maju beberapa hari dari perkiraan dokter. Manusia mungkin bisa memprediksi, namun Tuhanlah yang menentukan. Ah yang penting semua baik baik, ibu dan anaknya sehat. Ini adalah kado terindah yang saya dapatkan, dua hari menjelang hari ulang tahun saya yang ke-39. Semoga keindahan ini juga memberi keindahan dan kebahagiaan semua orang-orang di sekitar kami yang turut merasakan dan mendoakan atas kelahiran putra pertama kami dan hari lahir saya sekaligus. Kebahagiaan yang berlipat ganda.



Oiya, ini penampakan baby Kal. Gantengnya mirip saya kan? Hehehe....

baby kal after delivered

No comments:

Post a Comment