Tuesday, October 11, 2011

Cheese Cake - Kue Kehidupan

cheese cake


"Ketika anda benar-benar bahagia, burung-burung berkicau dan matahari bersinar, bahkan di tengah malam musim dingin yang kelam. Bunga-bunga pun bermekaran di tanah kering." -Grey Livingston-


Nenek Martha bersenandung mengikuti kicauan seekor burung kenari yang bertengger di kusen jendela. Aroma pai blueberry memenuhi ruang dapurnya yang mungil, membuat air liur Gina yang membantunya sejak tadi hamper menetes. Untung air liur itu cepat-cepat ditelannya, kalau tidak, ia akan mempermalukan dirinya sendiri. Dengan kegesitan yang luar biasa untuk ukuran wanita setua dirinya, Nenek Martha mengangkat pai yang sudah matang dari dalam oven dan memindahkannya ke dalam pinggan yang tersedia. Ia lalu menaburkan gula halus di atasnya, sehingga pai itu tampak seperti diselimuti salju. Untuk sentuhan terakhir, ia menghiasi pinggiran pai dengan blueberry segar.

"Ah, lihatlah, Gina!" serunya memamerkan hasil karyanya.

"Indah sekali, Nek," puji Gina, "dan kelihatannya lezat sekali. Orville pasti senang sekali dengan kejutan ini. Ia selalu menyukai kue buatan Nenek."

Nenek Martha tersenyum. Sudah pasti Orville dan teman-temannya yang tinggal di Panti asuhan Pelangi akan menyukainya. Mereka jarang sekali makan enak. Karena itu, di hari ulang tahun Orville, Nenek Martha ingin membagi sedikit kebahagiaan.

"Sampaikan salamku untuk mereka, Gina," seru Nenek Martha sambil melambai dari pagar pergola yang menghiasi taman rumahnya.

Ia mengamati Gina hingga lenyap di ujung jalan. Tiba-tiba Nenek Martha menepuk tangannya, dan segera berlari lagi ke dalam dapur. ada sesuatu yang dilupakannya!

"Nek," sebuah suara kecil menggemaskan yang ia nantikan terdengar dari ruang tamu.

"Aku di dapur, Sayang!" teriaknya, tergopoh-gopoh menakar tepung di timbangannya.

Bagaimana aku bisa lupa kalau Andy akan datang? Aku kan sudah berjanji membuatkannya Cheese Cake.

"Nek, ada yang mau kuceritakan," kata Andy pelan.

Cucu kesayangannya itu sekarang berada tepat di sampingnya. Nenek Martha menghentikan aktivitasnya, dan mulai mengamati Andy. Intuisinya berkata ada sesuatu yang berbeda. Biasanya Andy sangat aktif dan ceria, tidak cemas dan muram seperti ini! Bajunya pun tampak lusuh dan kotor, seperti baru saja bermain pasir.

"Ada apa, Andy?" tanyanya lembut.

Diajaknya anak itu duduk di kursi tinggi di meja makan, lalu mereka mulai bercakap-cakap. Andy mulai berceloteh tentang bagaimana "segalanya" berjalan keliru.

Ia bercerita tentang teman-temannya yang nakal dan suka membuat ulah di sekolah. Beberapa di antara mereka suka mengganggu dan mengejeknya dengan sebutan "si pendek" karena postur tubuhnya yang tergolong mungil. Ia juga mengadukan mamanya yang melarangnya pergi menonton bioskop dengan sahabatnya, juga papanya yang tidak hati-hati sehingga menyenggol dan memecahkan celengan Barney-nya. Di tambah lagi Lucy, adiknya yang baru berusia satu tahun, sangat suka merengek dan menangis. Namun, papa dan mama selalu menuruti kemauannya.

"Semua itu tidak adil," keluhnya, "kenapa semua hal yang buruk terjadi padaku, Nek?"

Kedua matanya yang tampak sayu, menuntut jawaban.

Nenek Martha tidak berkata apa-apa. Di satu sisi, ia lega bahwa cucunya sudah lupa soal cheese cake yang dijanjikannya. Namun di sisi lain, pertanyaan itu cukup sulit untuk dijawab. Ia mengelus rambut cucunya, lalu bertanya apakah ia menginginkan cheese cake. Tentu Andy langsung mengangguk dengan gembira.

Mereka lalu pindah ke meja dapur, dan Nenek Martha mulai menata semua bahan yang dibutuhkan untuk membuat cheese cake.

Ia lalu menyodorkan satu persatu kepada Andy.

"Sayang, minumlah minyak goreng ini."
"Nenek!" protes bocah itu.
"Bagaimana dengan dua telur mentah?" tawarnya lagi.
"Itu menjijikan, Nenek!"
"Kalau begitu, mau tepung? Atau mungkin baking soda?"
"Nenek, aku tidak suka semua itu!" keluh bocah itu.

Andy tampak sangat kecewa. Bibirnya yang mungil sudah maju sepanjang lima senti, dan matanya mendelik kesal. Katanya Nenek mau membuat cheese cake, tapi kenapa ia sekarang malah diberi makanan-makanan mentah itu?

Nenek Martha tersenyum bijak dan berkata, "Benar, semua ini terlihat menjijikan jika kamu memakannya satu per satu. Namun ketika mereka diaduk bersama dengan cara yang benar, lalu dipanggang, semua bahan ini akan menjadi cheese cake yang sangat lezat!"

Andy menengadah dan menatap neneknya.

"Nah, begitu juga kehidupan ini, Sayangku. Masalah-masalahmu akan terasa pahit dan mengecewakan jika kamu memakannya satu per satu. Namun Tuhan mengerjakan yang terbaik ketika Ia meletakkan semua hal ini dalam pengaturanNya. Mereka selalu bekerja untuk kebaikan! Pada akhirnya, kalau diaduk dan dipanggang dengan benar, akan muncul kue kehidupan yang enak dan layak untuk dinikmati," jelasnya.

Sejak saat itu, andy jadi lebih jarang mengeluh. Setiap kali masalah datang dalam hidupnya, ia selalu teringat pesan Nenek Martha, bahwa itu hanyalah bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat cheese cake yang super lezat!

Tamat.

No comments:

Post a Comment