Selayaknya hidup yang berjalan maju, saya memang tidak bisa balik
memutar ke masa lalu. Beruntunglah atas terciptanya memori dalam otakmu.
Setidaknya bisa sesekali membayangkan momenmomen yang menyentuh buatmu.
Kalau diuraikan, memori dalam otakmu itu hanya tentang semua yang mau
kauingat. Kau menyingkirkan semua yang tidak mau kau kenang. Lihat,
bukankah pilihan itu selalu ada? Mampus saja yang sengaja menyimpan
kenangan yang menyakitkan.
Belakangan ini saya rajin membuka satu kotak memori tentang suatu
masa, yang saya rindukan. Saya rindu bicara teoriteori. Berdiskusi di
selasar gedung, pinggir danau, sampai berpindahpindah lokasi. Tidak
lelahnya berbicara mimpi. Malam-malam tanpa tidur. Menyusup pelanpelan di
kosan seorang teman. Mandi yang ditundatunda. Sikat gigi yang kadang
terlupa. Bosan belajar di dalam kelas, kemudian melipir dulu menghirup
udara segar. Tertawatawa.
Kau tahu masamasa itu? Ketika cangkircangkir beradu di udara,
berteriak lantang tentang idealisme. Menertawakan pemikiranpemikiran
lawan. Lalu di saat ini, ketika teoriteori itu menjadi usang karena
tidak juga teraplikasi. Dan idealisme yang harus bertoleransi dengan
realita.
Saya rindu masa itu.
Masa dimana saya bertemu temanteman yang mengajarkan saya untuk
berjalan tanpa alas kaki. Sehingga, sejauh apapun saya berjalan, saya
akan menyadari di mana saya melangkah. Merasakan basah, panas, dan
bersentuhan langsung dengan tekstur tanah.
.:
No comments:
Post a Comment