Quotes:
Peter Parker: We all have secrets: the ones we keep... and the ones that are kept from us.
Peter Parker: We all have secrets: the ones we keep... and the ones that are kept from us.
Nice-to-know:
Dirilis untuk memperingati ultah Spider-Man ke-50, film ini menandakan kali pertamanya tidak ada karakter Mary-Jane Watson. Sebagai gantinya, kekasih Peter Parker yang sesungguhnya yakni Gwen Stacy pun muncul.
Dirilis untuk memperingati ultah Spider-Man ke-50, film ini menandakan kali pertamanya tidak ada karakter Mary-Jane Watson. Sebagai gantinya, kekasih Peter Parker yang sesungguhnya yakni Gwen Stacy pun muncul.
Cast:
Andrew Garfield sebagai Spider-Man / Peter Parker
Emma Stone sebagai Gwen Stacy
Rhys Ifans sebagai The Lizard / Dr. Curt Connors
Denis Leary sebagai Kapten Stacy
Martin Sheen sebagai Paman Ben
Sally Field sebagai Bibi May
Irrfan Khan sebagai Rajit Ratha
Andrew Garfield sebagai Spider-Man / Peter Parker
Emma Stone sebagai Gwen Stacy
Rhys Ifans sebagai The Lizard / Dr. Curt Connors
Denis Leary sebagai Kapten Stacy
Martin Sheen sebagai Paman Ben
Sally Field sebagai Bibi May
Irrfan Khan sebagai Rajit Ratha
Director:
Merupakan feature film kedua bagi Marc Webb setelah (500) Days Of Summer (2009).
Merupakan feature film kedua bagi Marc Webb setelah (500) Days Of Summer (2009).
W For Words:
Orang dewasa di masa kini diyakini berangkat dari eforia sosok pahlawan laba-laba semasa kecilnya. Tak mengherankan jika mereka akan tetap mencintai franchise ini sampai kapanpun juga. Demi merangkul generasi yang lebih muda lagi, Columbia Pictures yang dahulu bekerjasama dengan Columbia TriStar dan Sony Pictures kali ini menggandeng Marvel Studios/Enterprises dan Laura Ziskin Productions untuk mengerjakan rebootnya yang berjarak sembilan tahun tersebut. Kursi sutradara pun berpindah dari Sam Raimi ke Marc Webb dengan berbagai perubahan yang fresh meski tidak signifikan.
Orang dewasa di masa kini diyakini berangkat dari eforia sosok pahlawan laba-laba semasa kecilnya. Tak mengherankan jika mereka akan tetap mencintai franchise ini sampai kapanpun juga. Demi merangkul generasi yang lebih muda lagi, Columbia Pictures yang dahulu bekerjasama dengan Columbia TriStar dan Sony Pictures kali ini menggandeng Marvel Studios/Enterprises dan Laura Ziskin Productions untuk mengerjakan rebootnya yang berjarak sembilan tahun tersebut. Kursi sutradara pun berpindah dari Sam Raimi ke Marc Webb dengan berbagai perubahan yang fresh meski tidak signifikan.
Peter Parker hanyalah remaja biasa yang tidak populer di sekolahnya
meski diam-diam mencintai gadis cerdas bernama Gwen. Di rumah, ia hidup
bersama Paman Ben dan Bibi May yang amat menyayanginya meskipun masih
mempertanyakan kedua orangtuanya yang menghilang secara misterius
sewaktu kecil. Jawaban mulai terkuak ketika Peter memasuki Oscorp
Industries dan bertemu dengan rekan kerja ayahnya dahulu, Dr. Curt
Connors yang tengah mengembangkan serum khusus demi kebaikan umat
manusia. Tak diduga, Peter justru digigit laba-laba yang dalam sekejap
mengubah genetiknya menjadi berkemampuan super. Petualangan barunya
sebagai Spider-Man pun dimulai..
Trio penulis skrip yakni James Vanderbilt, Alvin Sargent, Steve Kloves seakan berupaya menyesuaikan diri dengan trend film remaja jaman sekarang, sebut saja Twilight saga.
Romantika
Peter dan Gwen dieksplorasi habis-habisan di paruh pertama mulai dari
berpandangan, berbincang-bincang, ajakan kencan, undangan makan malam,
berciuman dan sederetan “it” moments
lainnya. Beruntung dinamika hubungan Peter bersama keluarganya turut
hadir dalam porsi yang seimbang mulai dari Paman Ben dan Bibi May sampai
kedua orangtua yang tak pernah dikenalnya. Sesuatu yang terasa “gelap”
dalam versi 2002 terdahulu sedikit diperbaiki disini.
Garfield dan Stone adalah dua pemeran utama yang sangat likeable.
Garfield berhasil melepaskan diri dari bayang-bayang Maguire dimana
karakter Peter di tangannya terkesan berkemauan keras dengan emosi yang
terjaga selain kostum spandex ketat yang tampak lebih membumi. Stone
sukses melampaui Dunst dimana karakter Gwen terbilang lebih tangguh dan
cerdas dibandingkan MJ yang dramatis dan kurang beruntung itu. Chemistry
keduanya sangatlah wajar dan manis, tercipta lewat pertukaran dialog
menggoda ataupun bahasa tubuh canggung yang menekankan perasaan yang
terjadi di antara keduanya. Senyum anda akan terkembang melihat satu-dua
adegan yang saya maksud tersebut.
Sutradara Webb masih mengalami sedikit masalah dengan tempo. Satu jam pertama dihabiskan dengan dramatisasi character building
yang tergolong detil, lengkap dengan sudut pandang yang variatif dan
kedalaman emosi antar koneksinya. Sejam terakhir disajikan ala Hollywood
blockbuster yang menjual aksi secara bombastis. Kelebihan CGI baru
terlihat disini kala Spider-Man berayun bebas di antara
bangunan-bangunan pencakar langit Manhattan yang mewah dan gemerlap
sebelum berakhir di Oscorp Tower. Bagian ini semakin sempurna dalam
format 3D atau bahkan IMAX. Sayangnya sosok The Lizard tampak terlalu
kartun, masih jauh dari kesan menggetarkan sebagai villain nomor satu.
Dengan premis yang nyaris persis dengan Spider-Man (2002),
reboot ini memang lebih bersifat retelling
dengan perbaikan sinematografi dan peningkatan spesial efek yang sangat
kentara disana-sini. Anda boleh mengatakan studio besar Hollywood tidak
kreatif atau haus keuntungan belaka tetapi jangan lupakan fakta bahwa
kronik superhero ini timeless. You
can see a lot of versions from time to time but still inevitably happy
to walk out of cinemas in the end. This one is actually better at
resembling multiple relationships among characters rather than defining
superhero things himself. Yet, another sequel must be coming up with
better ideas and greater responsibilities.
Durasi:
136 menit
Durasi:
136 menit
Overall:
8 out of 10
8 out of 10
No comments:
Post a Comment