when i was sick |
inilah kesempatan berharga, peluang emas, jangan sampai disia-siakan
Ternyata sakit tidak selalu meninggalkan kesan kesedihan dan penderitaan bagi seseorang, tapi justru ia menjadi momentum lonjakan kebaikan dalam menyemai dan mengumpulkan butir-butir kebaikan. Dan yang terpenting dan sangat berharga adalah bahwa sakit adalah momentum untuk muhasabah terhadap nikmat kesehatan yang selama ini dinikmati. Di sini sakit berfungsi sebagai pengontrol terhadap nikmat kesehatan dan kesenangan yang telah dihabiskan.
Mungkin anda bertanya-tanya, bagaimana mungkin sakit yang identik dengan
penderitaan disebut sebagai peluang emas. Memang betul, episode sakit
adalah episode yang tidak mengenakkan. Meski hanya kaki yang bengkak,
seluruh badan ikut merasakannya. Meski hanya satu jari yang luka,
seluruh perasaan menjadi labil, akibatnya pekerjaan pun tidak lagi
produktif. Namun, di sisi lain, sakit bisa menjadi kesempatan berharga
bagai seseorang yang pandai memetik hikmah.
Ketika episode sakit benar-benar datang, yuk kita selami, lalu kita
petik hikmahnya yang seluas samudera itu. Sungguh rugilah kita, jika
sudah sakit, lalu tidak mendapatkan hikmah apapun. Nah, berikut adalah
beberapa hikmah sakit yang penulis bagi …
Pertama, SAKIT adalah UJIAN buat kita apakah kita layak
disemati gelar “ahli syukur”. Ketika kita mendapatkan tambahan harta,
lalu kita bersyukur, itu biasa. Tetapi ketika kita sakit, tetapi kita
tetap bersyukur, itu baru luar biasa.
Tuhan Yang Maha Baik ingin menaikkan derajat kita menjadi ahli
syukur. Kita mau naik kelas, maka kita harus ujian dulu. Maka, Dia
memberikan tangganya berupa ujian sakit. Memang tidak enak naik tangga,
capek, lelah, namun setelah berhasil melewatinya, semoga kemuliaan
dari Tuhan sudah menanti.
Mengapa sakit menjadi ujian untuk membuktikan kualitas syukur? Karena
sebenarnya sakit yang kita rasakan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan
dengan luasnya karunia dan kenikmatan yang diberikan olehNya.
Seringkali, kita hanya berfokus pada bagian tubuh yang sakit saja,
seharian mengeluh di bagian itu-itu saja, padahal pada saat yang
bersamaan bagian tubuh lain masih berfungsi sempurna, maha karya Dia
yang Luar Biasa.
Kedua, SAKIT adalah PRASYARAT terkabulnya DOA. Seringkali terkabulnya sebuah doa tertunda karena dosa-dosa yang kita lakukan.
Dosa mata, dosa telinga, dosa mulut, prasangka, sedikit demi sedikit
menumpuk tanpa kita sadari. Karena tidak sadar, kita tidak pernah
menyesalinya, akhirnya dosa-dosa tersebut tidak pernah kita tobati. Lalu Tuhan Yang Maha Baik mengkaruniakan sakit untuk menghapus dosa-dosa
tersebut, sehingga apa yang kita munajatkan dalam doa tidak terhalang
lagi.
Ketiga, SAKIT adalah PERINGATAN atas kualitas kita dalam
manajemen diri. Sakit menjadi tempat kita berkaca betapa sering kita
abai atas kualitas makanan. Kita sering tidak adil kepada tubuh atau
tidak memberikan hak yang memadai untuk istirahat, padahal Tuhan telah mengamanahkan tubuh ini dengan segala kehebatan dan
kecanggihan mekanismenya. Maka, mari kita manfaatkan episode sakit
sebagai momentum introspeksi diri kita.
Sakit adalah bagian dari kasih sayang Tuhan yang sangat besar bagi hamba-Nya. Justru karena sakit kita semakin merasa bersyukur kepada Tuhan, karena diberi kesempatan untuk menghapuskan dosa-dosa kecil. Sakit bisa membuat kita merengkuh pahala kesabaran yang terhampar luas, sabar yang penuh dengan keindahan.
Demikian beberapa hikmah sakit. Semoga tulisan ini menjadi energi
untuk kita semua untuk tetap tersenyum dalam mengarungi ujian sakit. Kita harus sangat berhati-hati dengan sakit, karena tidak semua orang mempunyai kekuatan menata masa sakit itu menjadi ladang-ladang kebaikan.
No comments:
Post a Comment