Lagi, ini cerita soal detik.
Detik memburuku.
Kadang berkecepatan tinggi, membuatku harus berlari.
Kadang berjalan pelan, membuatku santai menikmati pemandangan.
Kalau lagi manis, detik memelukku dari belakang.
Rasanya hangat. Ia melingkarkan detaknya di bahuku. Lembut.
Tapi pernah, detik mengejarku tergesa.
Kau tau kan rasanya dikejar dr
belakang? Degdegan.
Kau tak pernah tau kapan ia akan menikammu.
Maka kuputuskan, untuk berlari atau berjalan mundur ke depan.
Tidak
membelakangi detik.
Supaya aku bisa lebih mengawasi geraknya.
No comments:
Post a Comment