hari ini, meragulah. begitu katamu.
".. dan biarkan ia meyakinkanmu."
lalu bila telinga mendengar bisikan tak terduga,
semua terjadi atas izin semesta.
hari ini, bertanyalah. begitu katamu.
".. dan biarkan ia menjawabmu."
lalu bila ada hati yang merasa,
ingatlah ada Dia, Yang Maha Membolakbalikkan.
hari ini, berjalanlah. begitu katamu.
".. dan biarkan jejakjejak menjadi sejarah."
sebab apa yang telah tertulis,
menjadi pelajaran untuk yang lapang hati.
hari ini, berdoalah. begitu katamu.
".. dan biarkan langit menguntai harapmu."
sebab tak ada doa yang tak sampai,
pun tak ada rencana besar yang kautahu.
dan untuk catatan pendek yang tak henti darimu, teman,
kuyakini itu adalah sebuah doa kebahagiaan yang tulus.
semoga semesta mengamini.
[]
Monday, December 3, 2012
LIFE OF PI : Remarkable New Age’s Life and Spirituality
Quote:
Santosh Patel: You think tiger is your friend, he is an animal, not a playmate
Pi Patel: Animals have souls... I have seen it in their eyes.
Nice-to-know:
Pada satu titik, M. Night Shyamalan sempat dikabarkan akan menulis dan menyutradarai proyek ini.
Santosh Patel: You think tiger is your friend, he is an animal, not a playmate
Pi Patel: Animals have souls... I have seen it in their eyes.
Nice-to-know:
Pada satu titik, M. Night Shyamalan sempat dikabarkan akan menulis dan menyutradarai proyek ini.
Cast:
Suraj Sharma sebagai Pi Patel
Irrfan Khan sebagai Adult Pi Patel
Ayush Tandon sebagai Pi Patel (11 / 12 Years)
Gautam Belur sebagai Pi Patel (5 Years)
Adil Hussain sebagai Santosh Patel
Tabu sebagai Gita Patel
Rafe Spall sebagai Writer
GĂ©rard Depardieu sebagai Cook
Director:
Merupakan film ke-13 bagi Ang Lee setelah Taking Woodstock (2009).
Suraj Sharma sebagai Pi Patel
Irrfan Khan sebagai Adult Pi Patel
Ayush Tandon sebagai Pi Patel (11 / 12 Years)
Gautam Belur sebagai Pi Patel (5 Years)
Adil Hussain sebagai Santosh Patel
Tabu sebagai Gita Patel
Rafe Spall sebagai Writer
GĂ©rard Depardieu sebagai Cook
Director:
Merupakan film ke-13 bagi Ang Lee setelah Taking Woodstock (2009).
W For Words:
Butuh waktu sekitar sebelas tahun bagi studio besar Hollywood untuk yakin
mengadaptasi novel petualangan fantasi keluaran tahun 2001 berjudul Life of Pi
karangan pria kelahiran Kanada-Perancis, Yann Martel yang berhasil memenangkan Man
Booker Prize untuk edisi Inggris setahun berikutnya. Kisah seorang anak India
itu juga diterjemahkan dalam berbagai bahasa hingga menjadi salah satu buku paling
berpengaruh selama satu dekade terakhir. Adalah Fox 2000 Pictures yang sepakat
mempercayakan bujet 120 juta dollar di tangan sutradara Asia bernama Ang Lee yang
juga pemegang Piala Oscar di tahun 2005 lalu.
Pi adalah seorang anak yang menganut beberapa keyakinan sekaligus sebagai
pedoman hidupnya. Ketika ayahnya memutuskan menjual isi kebun binatang keluarga
melalui perjalanan laut, bencana kapal karam diterjang badai merenggut
orang-orang terkasih dalam hidup Pi. Sekoci yang menyelamatkannya hanya
menyisakan seekor zebra, hyena, orang utan dan harimau Bengali yang buas.
Lantas Pi berusaha keras untuk bertahan hidup terapung-apung di lautan
sekaligus menceritakan seluruh kisah hidupnya yang luar biasa tersebut kepada
salah satu penulis yang ingin menerbitkannya dalam bentuk buku.
Skrip milik David Magee membagi perjalanan hidup Pi dalam 4 fase yaitu sekolah dasar, sekolah menengah, remaja dan dewasa dimana masing-masing memberikan kontribusi terhadap tingkah laku dan cara pemikirannya. Satu masa yang mengubah hidupnya secara nyata adalah survival 227 hari bersama Richard Parker sambil tetap meyakini campur tangan Tuhan yang sesungguhnya. Semua itu tertuang dalam narasi yang terstruktur rapi. Permasalahan utamanya, sejak awal anda diminta untuk “kompromi” terhadap tokoh Pi yang mempercayai Hindu, Kristen dan Islam sekaligus. Please continue if you’re okay with it!
Belur, Tandon dan Khan memang likeable tapi standout performance jatuh pada debutan
Sharma. Nyawa film yang bergantung padanya berhasil dituntaskan dengan
terjemahan emosi kesedihan, kekalutan, kepasrahan, kemarahan dan keberanian yang
begitu nyata tanpa harus kehilangan sisi charming nya dimana sebagian besar adegan
dilakukan “seorang diri”. Tak kurang dari empat ekor harimau Bengali dipilih
untuk menghidupkan Richard Parker yang buas dan jinak sekaligus. Tentunya
bantuan CGI amat dibutuhkan untuk mewujudkan interaksi intens yang sangat
menantang tersebut.
Sutradara Ang benar-benar memaksimalkan kamera 3D di tangannya untuk menyajikan visual indah memanjakan mata baik siang maupun malam. Bagaimana pantulan cahaya matahari terbit/terbenam di atas permukaan laut, ikan terbang berwarna perak, ikan paus yang melompat, ubur-ubur di laut biru yang bercahaya, meerkat yang bergerombol memenuhi pulau dsb bekerja secara efektif menjaga intensitas minat anda. Spesial efek badai yang mengombang-ambingkan kapal juga berhasil dengan baik sehingga ritme naik turun film terbangun dengan sempurna dalam melayarkan konflik yang ada. He’s one of the most versatile directors ever!
Konsep rantai makanan juga tergambar disini ketika tikus, zebra, orangutan,
hyena dan harimau saling memangsa. Contoh seleksi alam juga terpampang melalui
pulau kematian yang menyediakan air segar menyejukkan di siang hari tetapi
berubah menjadi air asam mematikan di malam hari sehingga populasi meerkat yang
mendiaminya tersingkir dengan sendirinya. Perubahan interaksi Pi dengan Richard
yang semula mangsa dan predator sampai bisa hidup bersisian dalam simbiosis
mutualisme adalah proses menarik walau sesungguhnya saya mengharapkan sedikit kedalaman
yang lebih rasional lagi.
Life Of Pi memang mengajarkan kita akan segudang hal mulai dari bertahan hidup,
bekerja keras, berpikir cerdas, beradaptasi cepat hingga berserah diri pada
Tuhan. Perjalanan spiritual yang dialami Piscine Moralto Patel niscaya memunculkan
arti hidup sebenarnya, bisa ditemukan tanpa harus dicari. Tentunya dapat
direfleksikan dengan kehidupan kita sehari-hari dalam menghadapi cobaan yang
datang silih berganti. Apabila ada yang harus dikorbankan sebagian besar berupa
waktu dan kenangan tak ternilai yang bahkan tidak selalu menyisakan satupun
kata perpisahan. Let’s sail away the
journey. Shall we?
Durasi:
127 menit
U.S. Box Office:
$30,573,101 till Nov 2012
Overall:
8 out of 10
127 menit
U.S. Box Office:
$30,573,101 till Nov 2012
Overall:
8 out of 10
demi semesta
demi Semesta yang memiliki ruang dan waktu
kita telah memintanya beberapa keping
untuk kita kunyah bersama
demi Semesta yang mengetahui semua misteri
kita telah meminta beberapa rahasia
mencoba membaca gelitiknya, lalu tertawa
lalu kita berdua samasama terhenyak
terlena kita melarut dalam imaji
apakah kita sudah berbagi jalan yang sama?
dengan menyebut Sang Pemilik Semesta
yang memiliki semua kasih dan sayang
di masa lalu kita punya luka, kita punya lara
dengan seizin Semesta,
apakah kita siap untuk berbagi air mata
dan setiap garis wajah yang terus bertambah?
kita telah memintanya beberapa keping
untuk kita kunyah bersama
demi Semesta yang mengetahui semua misteri
kita telah meminta beberapa rahasia
mencoba membaca gelitiknya, lalu tertawa
lalu kita berdua samasama terhenyak
terlena kita melarut dalam imaji
apakah kita sudah berbagi jalan yang sama?
dengan menyebut Sang Pemilik Semesta
yang memiliki semua kasih dan sayang
di masa lalu kita punya luka, kita punya lara
dengan seizin Semesta,
apakah kita siap untuk berbagi air mata
dan setiap garis wajah yang terus bertambah?
inilah pasrah, menunggu bisikan alam
inilah ikhlas, melapangkan hati seluas mampu
semoga
me&@made_desak
at batu night spectacular, malang
15 November 2012
Bromo
Hamparan permadani alam terbentang menantang
Hijau-hijau pepohonan tergerai memukau
Kelak-kelok jalanan aspal terurai elok
Tebing-tebing curam terhampar seram
Puncak bromo dari segala-gala puncak
Lereng-lereng berbatu keras keabu-abuan
Asap-asap putih menggumpal mengapung di dasar kawah
Nafas bumi segera tercium menyengat
Lembayung pagi hari mulai mekar
Sang mentari segera terjaga dan berputar
Sejuk segar seketika pudar
Sinar keemasan dengan cepat berpendar
Mutiara-mutiara padang pasir sekejap ditebar
me & @made_desak
bromo, 17 November 2012
secangkir teh rempah
pada tanah dan akar
semesta menyuratkan resep rahasia
semesta menyuratkan resep rahasia
dedaun wangi,
membuatmu kelat pekat sepenuh cinta
kapulaga,
meredakanmu dari pening karena merindu wangi tanah
cengkeh,
titipan obat rinduku untuk ibu di langit
kayu manis,
wangi di sela semilir membuatmu ingin pulang ke rumah
jahe,
memelukmu eraterat hingga hatimu hangat
langit,
sore ini kuracikkan secangkir teh rempah untukmu
kuseduh dengan sedikit hujanmu
sejumput senyum senja untuk pemanis
dan secubit putih awan untuk membuat rasanya penuh
[]
365
Bagi saya, hidup itu seperti belajar meraba pada ruang tanpa cahaya.
Dalam gelap, saya berjalan pelanpelan, kadang berlutut, merangkak
menyusuri jejak. Setelah akhirnya berhasil keluar dari ruangan tersebut,
saya sudah tidak ingat bagaimana caranya, yang penting saya sudah
berhasil keluar. Seringkali. Itulah hidup. Terkadang kita tidak perlu
mengerti semuanya. Kita hanya perlu berjalan melewatinya.
Dalam kurun waktu satu tahun, tentunya begitu banyak episode dalam
kehidupan saya. Pertemuan dan perpisahan. Tawa dan air mata. Harapan,
pemenuhan, dan kekecewaan. Bahagia dan luka. Semua pengalaman
berkebalikan itu selalu menjadi guru terbaik, sebagai saksi dalam proses
pendewasaan.
Sebagian sudah saya pecahkan misterinya, sebagian masih
saya coba resapi maknanya. Lalu hidup mengulang dirinya lagi, lagi, dan lagi. Kemudian kamu
mulai memahami pola macam apa yang ditinggalkannya. Lalu kamu akan
tertawa.
Berapa banyak lagi waktu yang kita punya?
Saya tidak tahu. Mungkin hanya hari ini saja, mungkin sebentar,
mungkin selamanya. Tapi bukankah ‘selamanya’ tidak selalu berakhir
bahagia? Dan waktu yang ‘sebentar’ bisa jadi meninggalkan manis dan
makna mendalam yang kau nikmati untuk beberapa lama. Mungkin saja ‘hari
ini’ mewujud kekal yang kau toreh dalam ingatan dan senantiasa kau putar
ulang berkalikali. Sekali lagi, kita tidak akan pernah tahu.
Kalau memang hanya hari ini yang kita punya, kenangan macam apa yang
akan kau ciptakan? Apakah kau ingin mengingatnya dalam setangkup senyum?
Dalam potongan luka? Atau apa?
Akhirnya satu hari ini akan selesai. Semua kisahnya terangkum dalam
satu masa, yang seolah hanya lewat sekejap mata. Ketika esok mentari
hadir lagi, semoga kita bisa melangkahkan kaki dengan ringan menikmati
setiap tangis dan tawa. Mempergunakan waktu sebaikbaiknya. Untuk mereguk
semuanya. Untuk tidak menundanunda. Untuk jujur terhadap apapun yang
kita rasa. Untuk mempersembahkan waktu bagi mereka yang kita cintai.
Karena kita tidak pernah tahu berapa banyak lagi waktu yang kita punya, mari rayakan saja hari ini!
[]
Subscribe to:
Posts (Atom)