per-empu-an |
Tentang per-empu-an.
Tentang sebuah kehormatan terlahir sebagai per-empu-an.
Tentang kelembutan yang membungkus.
Per-empu-an bukanlah raga, tetapi jiwa.
Tentang sebuah kehormatan terlahir sebagai per-empu-an.
Tentang kelembutan yang membungkus.
Per-empu-an bukanlah raga, tetapi jiwa.
Dengan
jiwa, rahim akan menjadi selimut pertama sebuah kehidupan. Samudra luas
untuk sebuah benih. Kehangatannya merasuk pada titik terdalam dari
jejantung.
Dengan
jiwa, payudara akan menjadi sungai tak berhulu, mata air sebentuk
kehidupan. Dari darah menjadi darah. Menjalar dari denyut yang
berdendang. Mematang dari harap.
Per-empu-an.
Dalam ruhnya tertitip jutaan matahari. Di mana tatapnya menjadi cahaya.
Dalam raganya tertitip jutaan rintik gerimis. Di mana tetes matanya
menjadi doa.
.
Menjadi per-empu-an adalah sebuah perjalanan. Perjalanan panjang yang tidak akan habis hingga usia sampai pada hilir. Bermuara pada lelautan, kembali pada yang melahirkan, Sang Maha.
Menjadi per-empu-an adalah sebuah pengabdian pada semesta. Tanpa jiwa, per-empu-an hanya disebut betina, tertulis jelas pada sel-sel berkromosom tertentu yang menciptakan rahim dan payudara.
Menjadi per-empu-an adalah menjadi rindu. Menjadi ruang paling nyaman dengan canda, tangis, kemarahan, kesenangan, dan semua yang tercampur di antaranya.
Menjadi per-empu-an adalah memungut kepingan cinta. Mengasah cinta. Kemudian menjadi purna pada akhirnya.
Lalu, keping mana yang akan kaupungut untuk kali pertama pada perjalananmu?
No comments:
Post a Comment