Tuesday, July 31, 2012

pengeluh.mengeluh.keluhan



Coba tengok di sekitar kita. Berapa banyak dalam sehari orangorang mengeluh? Dengan sok bijaknya lalu berdalih, itu bukan keluhan melainkan hanya berbagi cerita. Haha, whatever! Why do people complain too often? Kenapa manusia cenderung suka mengeluh?

Saya bukan manusia sempurna. Bukan lebih baik dari orang lain. Saya juga suka mengeluh, bercerita penuh peluh. Menuntut ini dan itu ketika sesuatu tidak berjalan seperti yang saya mau. Tetapi, setahun belakangan ini saya banyak belajar. Belajar untuk lebih menerima maupun melepaskan. Bahwa ternyata mengeluh tidak lantas menyelesaikan masalah.

Pernahkah kamu ada di keadaan lelah melihat orang lain terlalu sering mengeluh? Hatihati, bisa jadi orang lain juga lelah dengan kita yang terlampau banyak mengeluh =).

Bukan berarti saya menganut aliran “keep positive”. Saya lebih setuju dengan membiarkan hal negatif itu mengalir, tidak memasungnya atau dipaksa bertukar tempat dengan positif. Keduanya sebaiknya mengalir pada porsinya. Tanpa solusi karbitan. Biarkan keduanya tumbuh dengan sehat, tanpa berlebihan.

Terlalu sering mengeluh, pada akhirnya membuat kita mati rasa. Bayangkan, jika untuk hal tertentu, skala keluhan kita adalah 1. Ketika muncul hal lain, skala keluhan kita meningkat jadi 2. Semakin banyak hal yang tidak menyenangkan, akan terus menambah skala keluhan. Maka pada titik tertentu, kita mati rasa terhadap keluhan.

Keluhan biasanya muncul karena adanya stimulus dari luar. Situasi yang tidak mengenakkan, orang lain yang tidak pernah mengerti, rencana yang berjalan tidak tepat, dan sebagainya. Halhal semacam itu membuat kita lupa bercermin. Mungkin saja, sebenarnya faktor di atas disebabkan oleh diri kita sendiri. Kita tidak pernah tahu.

Ada baiknya, sebelum mengeluh, kita senantiasa ingat untuk bersyukur. (jangan lupa ingatkan saya juga)

Monday, July 30, 2012

selamat pagi

dari jendela berbingkai kayu,
perempuan itu mengeja pagi
ada gerimis yang mengantarkan hari
selalu, merefleksi dua sisi
ada cerita melankoli
dan kutukan tanpa henti
ini cuma tentang aku dan langit pagi
sini, kuceritakan kau tentang harapan yang menggantung
kuberitahu juga tentang mimpi abuabu
juga tentang cinta yang masih saja menuju
dan kali ini, di sini..
aku masih saja mengakrabi pagi
momen untuk melemparkan harapku tinggitinggi
selamat pagi,
p a g i

Sunday, July 29, 2012

pada cakrawala

seperti biasa
langit kembali menjingga
awan berarak, berjabat mesra pada cakrawala beraroma laut
dan saya masih saja terdiam di sini
melihat satu persatu pasir yang bergulir
bersama buih buih air yang menyapa dari utara

Saturday, July 28, 2012

surat untuk laut

saya ingin sekali menulis surat
bukan surat elektronik pada molekul molekul serat optik
tapi surat dengan tinta cina terkuas di atas kertas
lalu saya akan bercerita
tentang laut dan terumbu karang
yang setia menjadi rumah bagi si para ikan
tentang pasir pantai yang tidak pernah kepanasan
walau di bakar matahari, setiap hari dari pagi hingga petang
tentang langit biru menghampar
di atas rumput hijau berhektar hektar di ujung sana
dan saya akan menggulung kertasnya
dengan cara yang sederhana
memasukannya ke dalam satu botol kaca
dan membiarkan riak ombak menyapa
membawa mereka sampai jauh
jauh sampai garis horizon, tempat matahari tertidur
dan tenggelam diam diam

Friday, July 27, 2012

pasir

adalah pasir dalam genggaman riak
yang akan meluncur bila terlalu erat kaupeluk
pergi sebelum dapat kauraih

dan berdirilah di sampingnya, menunggunya dalam setiap butir buih

lalu ia akan menjadi seteguh lautan yang menemaninya
menitipkan surat cinta pada ombak yang pamit pulang

adalah pasir yang akan ada untukmu utuh

sesetia pantai pada samudra, beriring berdampingan
sesabar riak malam yang menunggu purnama becermin padanya

...

bau bandara

kali ini saya sampai di bandara
dan baunya masih saja sama
bau orang sibuk
bau orang bermigrasi
bau orang hilir mudik
dari satu tempat ke tempat lainnya
saya dan sendal jepit
pada meja kotak berkaki kayu
saya cuma tau
kalau saya sangat suka dengan tempat ini
dan saya cuma ingin berlama lama duduk di sini
saya suka baunya
dan teh beraroma kayu manis ini
melengkapi rasa hari ini

Thursday, July 26, 2012

detik detak

Lagi, ini cerita soal detik.

Detik memburuku. 

Kadang berkecepatan tinggi, membuatku harus berlari. 

Kadang berjalan pelan, membuatku santai menikmati pemandangan.

Kalau lagi manis, detik memelukku dari belakang. 

Rasanya hangat. Ia melingkarkan detaknya di bahuku. Lembut.

Tapi pernah, detik mengejarku tergesa. 

Kau tau kan rasanya dikejar dr belakang? Degdegan. 

Kau tak pernah tau kapan ia akan menikammu.

Maka kuputuskan, untuk berlari atau berjalan mundur ke depan. 

Tidak membelakangi detik. 

Supaya aku bisa lebih mengawasi geraknya.

.:

akulah hujan

Akulah hujan. 
Dan kamu semacam petrichor, wangi pertama yang menemaniku terjatuh. 
Kadang aku menitik dengan lemah, sementara wangimu begitu kuat. 
Atau sebaliknya. 

Seringkali, kita saling mencari dan menunggu. 
Aku yang telah mengempukkan tanah, siap untuk terjatuh, sementara kamu bersantai menyandarkan diri pada ilalang. 
Aku menggigil pada rindu yang membungkus bulirku sendiri. 
Dan itu membuatku resah.

Lalu kamu bergerak menujuku. 
Aku menjatuhkan diri, lalu kamu menangkapnya. 
Menjelma senyawa wewangian yang terproyeksi tanah dan rerumputan.

Wednesday, July 25, 2012

luar biasa

Saya percaya bahwa cinta itu ada, tapi sempat skeptis mengenai adanya konsep soulmate dan semacamnya. Ah tapi kata orang, ngga boleh sesumbar, mungkin si soulmate sedang dalam perjalanannya menuju saya. Sejujurnya, saya paling ngga suka menunggu. Tapi entah kenapa, untuk satu orang itu saya punya cadangan toleransi waktu tak terhingga. Satu orang itu adalah dia, yang masih disembunyikan Tuhan dalam tanganNya. Mungkin tangan kiri atau tangan kanan, saya tidak pernah tau pasti.

Kalau nanti dia membaca tulisan ini, pasti dia menilai saya terlalu sentimentil atau apa. Setidaknya dia tau, dia istimewa. Saya tidak tau, apakah dia berkacamata, berbadan tidak terlalu kurus, berambut cepak, atau akan seperti apa. Terserah. Bisa dibilang, saya mati terhadap segala kriteria rupa.
Tapi, seringkali terbayang, dia adalah sosok menyenangkan, yang tidak pernah kehabisan cerita untuk dibagi. Mendatangi saya dengan mata berbinar, antusias membicarakan mimpi, ide, dan rencananya. Membuat saya betah duduk berlamalama. Dia bisa menjawab semua pertanyaan berdasar logika. Saya membayangkan, ketika bersama dia, maka bosan itu tidak pernah ada. Dia selalu berhasil membuat saya tertawa. Saya juga membayangkan, dia jago sekali memainkan alat musik dan senang mengabadikan momen melalui kameranya. Dengan caranya, dia selalu bisa meyakinkan saya yang sering tidak yakin pada diri sendiri. Singkat kata, saya penggemarnya nomor satu.

Sebentar, saya menarik nafas sejenak sambil menuliskan ini. Bertemu saja belum, tapi sudah berekspektasi berlebihan.

Menyadari, saya bukanlah sosok menyenangkan, memiliki begitu banyak kekurangan, lalu mengapa menuntutnya kesempurnaan? Gaya bercanda saya cenderung membosankan dan membuat orang mengangkat alis sebelah. Tidak bisa memainkan alat musik apapun. Tidak bisa masak, kecuali sesederhana air dan semua yang instan. Saya juga pembosan. Saya bisa tertawa dalam menit yang kalian lihat lalu bisa nangis sesenggukan di menit berikutnya. Ini baru sebagian fakta tentang saya, akankah dia menerima seutuhnya andai tau semua tentang saya?

Tidak ada ‘bahagia selamanya’ yang saya janjikan. Tapi saya siap menjadi teman hidupnya, melewati setiap tanjakan, belokan, turunan, hingga menemukan jalanan tanpa rintangan. Saling membantu membaca rambu.
Saya tidak butuh sosok sempurna yang mengagumkan, cukup dia yang selalu hadir menenangkan ketika saya diserang kepanikan. Sebaliknya, saya bersedia meminjamkan bahu sehabis dia lelah seharian, tidak tau ke mana harus menuju.

Kita, manusia biasa yang saling bisa membuat satu sama lain luar biasa.:

Tuesday, July 24, 2012

saya rindu masa itu

Selayaknya hidup yang berjalan maju, saya memang tidak bisa balik memutar ke masa lalu. Beruntunglah atas terciptanya memori dalam otakmu. Setidaknya bisa sesekali membayangkan momenmomen yang menyentuh buatmu. Kalau diuraikan, memori dalam otakmu itu hanya tentang semua yang mau kauingat. Kau menyingkirkan semua yang tidak mau kau kenang. Lihat, bukankah pilihan itu selalu ada? Mampus saja yang sengaja menyimpan kenangan yang menyakitkan.

Belakangan ini saya rajin membuka satu kotak memori tentang suatu masa, yang saya rindukan. Saya rindu bicara teoriteori. Berdiskusi di selasar gedung, pinggir danau, sampai berpindahpindah lokasi. Tidak lelahnya berbicara mimpi. Malam-malam tanpa tidur. Menyusup pelanpelan di kosan seorang teman. Mandi yang ditundatunda. Sikat gigi yang kadang terlupa. Bosan belajar di dalam kelas, kemudian melipir dulu menghirup udara segar. Tertawatawa.

Kau tahu masamasa itu? Ketika cangkircangkir beradu di udara, berteriak lantang tentang idealisme. Menertawakan pemikiranpemikiran lawan. Lalu di saat ini, ketika teoriteori itu menjadi usang karena tidak juga teraplikasi. Dan idealisme yang harus bertoleransi dengan realita.
Saya rindu masa itu.

Masa dimana saya bertemu temanteman yang mengajarkan saya untuk berjalan tanpa alas kaki. Sehingga, sejauh apapun saya berjalan, saya akan menyadari di mana saya melangkah. Merasakan basah, panas, dan bersentuhan langsung dengan tekstur tanah.

.:

Monday, July 23, 2012

sore



kamu begitu mistis

mungkin karena terpaan mentari

yang tipis tipis

tepat sore ini

lalu kaki kita terasa lelah

lalu merebah

pada setumpuk sofa merah

tempat kita melepas gundah

lalu kita tertawa

bersama hujan deras di luar sana

bingung linglung

mendengung

mengaum

jungkir

balik

pelik

saya,

kamu,

kita

gerombolan balon udara

lalu kita berkejaran
pada rintik embun yang kian menembus siang
saya dan gerombolan balon udara
dengan sehelai pita yang bergantung setia

lalu kita bersahutan
berbicara tentang pepohonan
yang daunnya menunduk pada setiap sapaan hujan
seraya mengiyakan atas apa yang kita lakukan

saya dan gerombolan balon udara
sampai petang menjelang
antara hutan dan savana di utara.

dear #Tuhan


Seringkali aku berkisah pada Tuhan, tentang kisahmu. Kisah kita.

Aku senang berbicara dengan Tuhan. Kadang Ia langsung memberi jawaban, kadang ditunda sampai aku siap mendengar jawabnya. Aku senang bercerita kepada Tuhan. Baik lantang atapun diamdiam. Bahkan waktu itu, aku pernah berkomunikasi denganNya melalui twitter.

#Tuhan boleh tau, antrian doaku sudah sampai nomer berapa? Menunggu dalam ketidakpastian itu menyesakkan.

#Tuhan jangan sembunyikan tanganMu. Aku mau mengintip jodohku. Di tangan kanan atau kiri? Masih tersamar.

Aku dan #Tuhan punya satu kesamaan. Kami penyuka keindahan. Diantaranya, senyummu.

#Tuhan menciptakan jutaan kesempatan. Aku melalaikan kewajiban, kadang penuh kesadaran. Tapi Kau merangkulku, mengampunkan.

#Tuhan aku tahu, kau bukannya tidak tahu tentang segala bencana. Kau hanya menunggu kami berusaha. Sementara kami tidak peka.

#Tuhan bukankah Kau ciptakan setiap manusia lengkap dengan otak dan hati? Tapi mengapa banyak yg seakan tdk punya keduanya?

#Tuhan itu Maha Tau apa yang terlihat ataupun tidak. Bahkan, Ia tau apa yang hendak kau twit tentangNya.

#Tuhan menghadirkan perbedaan di monokromatik hidupmu. Mengapa kau salah artikan; perbedaan sama dengan perpecahan?

#Tuhan apa benar Kau punya kembaran? Bukankah hanya ada satu KAU, yang memiliki banyak nama panggilan?

#Tuhan mumpung timeline sepi, mau aku kasih tau sesuatu? Ehm, sebenernya aku~ ah, tuh kan Kau licik, sudah tau lebih dulu.

#Tuhan, apa aku terlalu banyak meminta? Baiklah, ini yg terakhir: tolong kabulkan semua doa. Itu saja, cukup.

Samarsamar, aku mendengar Sang Perantara Doa berbisik: “#Tuhan, mesin penerima pesan sudah kepenuhan. Tanya ke manusiamu, bisakah mengirit dalam berdoa? 140 karakter saja.”

membaca kamu

mencintaimu itu seperti membaca buku seru, pelanpelan. Membuatku tidak pernah mau sampai di halaman terakhir.





“Aku sudah menghabiskan ratusan buku
Tapi selalu gagu ketika membaca semesta kamu
Aku belajar lagi, mengeja k a m u”

THE DARK KNIGHT RISES : Inspiring Bruce Wayne’s Rises For Fascinating Finale


Quotes:
Bruce Wayne: Why didn't you just kill me?

Bane: Your punishment must be more severe.

Nice-to-know:
Tiket untuk premiere film ini di teater IMAX New York terjual enam bulan di muka.


Cast:

Christian Bale
sebagai Bruce Wayne / Batman
Tom Hardy
sebagai Bane
Liam Neeson
sebagai Ra's Al Ghul
Joseph Gordon-Levitt
sebagai John Blake
Anne Hathaway
sebagai Selina Kyle / Catwoman
Gary Oldman
sebagai Jim Gordon
Morgan Freeman
sebagai Lucius Fox
Marion Cotillard
sebagai Miranda Tate
Michael Caine
sebagai Alfred

Director:

Merupakan feature film ke-8 bagi
Christopher Nolan yang memulainya sejak Following (1998).

W For Words:
Harus diakui, Christopher Nolan adalah seorang pria jenius yang telah mengubah sekaligus membawa franchise Batman ke tingkat yang lebih tinggi. Bukan hanya lewat satu film tetapi tiga sekaligus! Trilogi tematik yang kemudian ia ungkapkan sebagai “Ketakutan" untuk Batman Begins (2005), "Kekacauan” untuk The Dark Knight (2008) dan diakhiri dengan “Kesakitan” untuk installment ketiganya ini. Konsep yang menarik! Tidak hanya itu, TDK juga berhasil memboyong dua piala Oscar sekaligus menciptakan sejarah asal mula
full IMAX filmmaking yang sebelumnya hanya angan-angan belaka bagi pembuat dan penikmat film manapun.
 
 
8 tahun berlalu setelah kematian misterius Harvey Dent, Gotham City telah kehilangan semangat Komisaris Jim Gordon dan juga sosok pahlawan Batman. Bruce Wayne lebih memilih untuk bersembunyi dalam kesedihan dan penyesalan yang sempat membuat pelayan setianya, Alfred putus asa. Kemunculan pencuri cantik Selina Kyle dikenal sebagai Catwoman yang diikuti dengan “The League of Shadows” pimpinan teroris keji Bane serta merta memanfaatkan teknologi canggih Wayne Enterprise menjadi senjata nuklir yang akan menghancurkan kota. Sekali lagi Batman harus bertempur habis-habisan demi menggagalkan rencana kelam tersebut.

Sebagai sutradara, Nolan mampu mempertajam visualisasi brilian yang memanjakan mata penontonnya, terasa berlipat-lipat lebih megah dalam format IMAX, melalui natural maupun built-up setting yang mencengangkan. Aksi demi aksinya juga tanpa henti sehingga ketegangan dapat terjaga di sepanjang durasinya yang maksi itu. Lupakan esensi cikal bakal standar superhero dalam BB, crime drama dalam TDK karena penutup trilogy ini lebih menekankan pada war drama antara penguasa dan rakyat yang berjalan di atas batas kebaikan versus kejahatan. Nolan Brothers dan David S. Goyer yang menulis skripnya memilih bahasan yang tak terlalu kelam dan berat untuk dicerna walaupun mempertahankan multi karakter yang lumayan kompleks jika ditelaah.
 
 
Tiga nama baru yang pantas mendapat kredit adalah Tom Hardy, Anne Hathaway dan Joseph Gordon-Levitt. Bane adalah villain yang patut ditakuti karena kekuatan fisik dan kekejaman aksinya dalam mengusung terorisme, Hardy cukup berhasil membawakannya meski hanya mengandalkan sorot mata, intonasi suara dan bahasa tubuhnya saja. Catwoman adalah penjahat yang tricky karena ketidak berpihakan yang didukung oleh kecerdasan otaknya, Hathaway memerankannya dengan wajar dan seksi tanpa harus terkesan menggoda. John Blake adalah polisi muda yang berjiwa besar dan berinisiatif tinggi dalam sistem hukum yang mengikatnya, Gordon-Levitt mampu menokohkannya dengan dewasa dan menarik walau cuma berkostum dan berkelengkapan standar.

Christian Bale memang lebih dituntut untuk berakting sebagai pribadi Bruce Wayne yang kompleks di luar topeng Batman yang biasa dikenakannya. Rasa kehilangan akan Rachel Dawes yang masih tersisa diperparah dengan rasa bersalah pada publik Gotham City karena merenggut imej penyelamat Harvey Dent. Kebangkitannya samasekali tidak mudah karena Bane menghempaskannya ke titik dimana ia harus memulai semuanya dari awal. Berbagai montage di pertengahan film memperlihatkan perjuangan keras Batman, pengenalan asal usul siapa Bane sebenarnya di samping persiapan twist yang sengaja disiapkan Nolan di akhir kisah. Jangan lupa bahwa tokoh-tokoh setia pendamping Bruce Wayne masih muncul yaitu Lucius Fox (Morgan Freeman), Jim Gordon (Gary Oldman), Alfred (Michael Caine).
 
 
The Dark Knight Rises adalah finale yang megah dan mengasyikkan sebagai salah satu summer blockbuster paling ditunggu tahun ini. Memang tidak luar biasa membekas dalam benak layaknya TDK tetapi tetap menahbiskannya secara utuh sebagai tiga episode “manusia kelelawar” terbaik yang pernah diutarakan dalam dunia perfilman. Bruce Wayne disini adalah sebuah inspirasi bagaimana seorang manusia harus hidup dan bangkit dari segala keterpurukan yang dihadapi. Bahwa setiap manusia dapat menyandang status pahlawan seberapa kecilpun usahanya menolong orang lain. Finally, we all should thank Nolan for his aspiring great writing and direction surely can enhance any movie-going experience, especially for superhero movies that most touted as mindless entertainments.

Durasi:
164 menit

Overall:
8.5 out of 10

Sunday, July 22, 2012

bermimpilah!

hey, bermimpi itu masih saja indah
walau tak tergapai
karena tubuh yang mulai renta
yang lelah menyisir satu persatu
jalanan yang juga mulai keriput
hey, bermimpilah pelan pelan
karena neptunus selalu bilang
tentang karang pada lautan luas
dengan kayak pun pasti bisa digapai
hey, bermimpilah setiap hari
karena apalah mati
jika hidup tanpa mimpi mimpi

::

Saturday, July 21, 2012

matahari dan saya

hari ini saya sangat ingin matahari ada di samping saya,
saya mau cerita sama dia,
kalau freckles yang dia tinggalkan di pipi saya
sudah terlalu banyak, saya kerepotan
tapi lagi-lagi matahari hari ini tidak datang
padahal, kemarin malam saya sudah titip pesan sama hujan
besok kalau datang kemari jangan lupa ajak matahari yaaa...
hujan bilang matahari memusuhinya
matahari ngga mau lagi main main sama hujan
saya sedih
matahari sedih
hujan sedih
dan sampai hari ini saya masih belum mengerti kenapa matahari membenci hujan
semoga matahari mau cerita sama saya besok. semoga...

::

Friday, July 20, 2012

golden hour

bukan tidak mungkin kalau matahari datang lagi
dengan format yang berbeda
dengan pakaian bersahaja
dari serpihan cahaya banyak warna
iya, sore ini dia kembali datang
ketika jam menunjuk angka empat lewat tiga belas
lalu tepat di ujung sana,
siluet pepohonan memendar keemasan
magic hour.. atau golden hour orang menyebutnya
sore cerah kalau kata saya
ketika bayangan atap rumah,
berada tepat pada kemiringan yang pas
dan mata kita bersitirahat
hanya untuk terpesona
memandang pucuk ilalang bergoyang-goyang
dan berkali kali saya kehilangan gravitasi.

::

Thursday, July 19, 2012

rencanaNya

masih di tanah yang sama
berteman rutinitas adiktif
yang tak bermateri
tapi tekun telah membuat saya
mencintai rutin ini
mengumpulkan sedikit pundi
dari pagi hingga pagi lagi
ah, semua terlihat tak menjanjikan
tapi rencana besar tuhan
mana mungkin kelihatan.

Wednesday, July 18, 2012

tatap muka

kapan terakhir kali kita berkomunikasi secara nyata? selama ini kita terlalu puas dengan hadirnya teknologi. cukup membuka situs micro-blogging (twitter, plurk, ect), kita memang bisa tahu kabar terbaru dari teman, kalau si teman itu memang membeberkan kegiatan sehariharinya di sana. lalu respon yang kita berikan, apakah benarbenar datang dari hati atau itu sekadar ketikan jari membalas baris kalimat mereka? 

kapan terakhir kali kita menyapa secara nyata? adanya kemudahan instan messenger, membuat kita malas menyapa orang secara langsung. di halte ketika menunggu bus, buka HP, mulai bercengkrama dengan teman via dunia maya. seberapa sering kita menyempatkan diri untuk bertatap muka dengan orang yang kita sapa di layar HP tersebut? 

saya seringkali merindukan masa dimana tidak ada kecanggihan teknologi. masa yang mengharuskan kita membuat janji bertemu secara langsung dengan orang, barulah bisa berkomunikasi dengan optimal. bukan dengan perantara media apapun. ”ya manfaatin ajalah adanya kemudahan komunikasi sekarang. kalau bisa komunikasi tanpa ketemu, kan lebih gampang, ngga buang waktu juga.” setuju, atas nama efektivitas, mungkin itu bisa diterima. tapi komunikasi interpersonal juga perlu dibina secara langsung, bertatapan, melihat reaksi, gestur; komunikasi non verbal. di setiap kesempatan, orang sibuk menunduk dengan HP masingmasing dan earphone di telinga mereka. sebegitu menutup dirinyakah dengan dunia nyata? kita menyapa orang yang jauh di sana, tapi apa kabar orangorang yang di sekitar kita? 

pernah, suatu hari mp3 saya ketinggalan di rumah, blackberry ngga ada pulsa, lupa bawa buku. saya sebel setengah mati. tapi saat itu saya jadi lebih mendengarkan. di bus transjakarta itu saya jadi tahu, ada seorang anak SMA yang sedang takut gagal dalam ujian nasional, ia bercerita pada ibunya dengan wajah panik, lalu mereka membicarakan rencana A, rencana B tentang rencana kuliah si anak tersebut. di samping saya, juga ada sepasang ibu-bapak tua yang meributkan soal makan apa siang nanti. 

yuk, coba lebih peka dengan lingkungan, bukan dengan HP di genggaman. just like tabs. we opened too many. we saw too much. but have less time to really see and understand

anak tangga

...

hari ini saya memutuskan
untuk berani menaiki anak tangga berikutnya
pada lingkaran lingkaran waktu
sejak belasan tahun lalu
dan semua hanya rencana
yang tertata atas kuasa tangan tangan yang maha kuasa
tersaji manis di atas meja
pada labirin berundak setiap harinya
dan saat ini
saya berada di bab terakhir
bersanding manis dengan kesimpulan 
 
...


Tuesday, July 17, 2012

tamasya ke pulau tanpa nama

minggu depan saya mau bekerja sambil tamasya, 
ke pulau tanpa nama karena saya sudah lama sekali tidak kesana, 
saya lupa nama pulaunya.
 
katanya di sana banyak pantai, 
saya mau nengokin octopus aaaah, rindu sekali saya sama dia. 
udah lama ngga ketemu, 
sejak dia pindah ke samudra dia udah jarang banget nemuin saya. 
ya iyalah saya tinggalnya di kampung beji.
 
besok saya pergi ke sana naik macan udara
si macan warna merah selalu bilang gini, 
"saya bisa membuat orang terbang" iiiiiiihh mau dong dibikin terbang, 
liat pemandangan sambil sesekali nyemil awan putih rasa gula gula.
 
saya harap minggu depan hujan ngga ikut ikutan pergi bareng saya, 
saya ga mau kebasahan soalnya, 
biar matahari aja yang nemenin saya, 
soalnya saya udah siap siap bawa kacamata item, 
dan sama sekali ngga bawa mantel besar buat menghadapi hujan. 
dari kampung beji saya harus turun naik gajah besar menuju kota dimana singa tinggal. 
tapi saya bingung, si gajah ngga bisa dihubungin. 
udah di telepon berkali kali gajah ngga angkat teleponnya, 
semoga hari ini gajah mampir kesini, biar saya ngga bingung lagi.
uuuuuu saya pengen cepet minggu depan nih, ada yang mau ikut? 

::

Monday, July 16, 2012

alasan

Alasan. Apakah semua hal yang ada di dunia ini perlu alasan? Kalau tidak, mengapa terkadang ada yang membuat sesuatu itu tiba-tiba muncul? Rasa. Pikiran. Apapun itu, seakan muncul tanpa alasan. Tapi terkadang memang mereka tiba-tiba duduk di sebelah kita, sementara kita terbengong-bengong dengan kemunculan mereka. Mungkin mereka muncul tidak dari alasan apapun, tapi mereka lahir untuk suatu alasan.

Sementara mereka yang datang dengan tiba-tiba itu mulai melakukan tugasnya, kita masih mengolahnya. Dalam hati, dalam pikiran. Masih menampung tanya dan jawab datang berganti-ganti. Bertubi-tubi.

Dan saat ini aku tidak tahu, belum tahu. Untuk apa?

...
"everything comes for a reason.

and from a reason too."

...

 alasan.
satu kata yang terkadang menjadi pedang bermata dua.
di satu sisi seakan dia menjadikan manusia sebagai sosok makhluk yang bernalar.
tapi terkadang ia membunuh kita dari satu hidup yang bermakna.
terkadang pula ia menjauhkan kita dari kenyataan.
menjadi tirai untuk sebuah kebenaran.

Thursday, July 12, 2012

salam kepada malam



temaram
langit hendak membenam
mengganti mata menjadi malam
kemudian padam

tengelam
rindu bagai tempat yang dalam
aku menyelam
jiwa memendam

kelam
hatinya tidak tersiram
angin pulang membawa lebam
suram
geram
kejam
menghantam
memutar yang terekam
siksaan sepi di tiap jam

salam

MADAGASCAR 3 : EUROPE’S MOST WANTED Colorful Vibrant Circus Save The Show


Quotes:
Alex: In order to get home, we will come up with an act that will blow everyone away!

Nice-to-know:
Sekuel yang masih diproduksi oleh DreamWorks Animation ini berjarak 7 tahun dari seri pertama dan 4 tahun dari seri keduanya.


Voice:

Ben Stiller
sebagai Alex
Chris Rock
sebagai Marty
David Schwimmer
sebagai Melman
Jada Pinkett Smith
sebagai Gloria
Sacha Baron Cohen
sebagai King Julien XIII
Cedric the Entertainer
sebagai Maurice
Jessica Chastain
sebagai Gia
Frances McDormand
sebagai Captain Chantel DuBois
Andy Richter
sebagai Mort
Bryan Cranston
sebagai Vitaly

Director:

Conrad Vernon
bergabung dengan duet Eric Darnell dan Tom McGrath yang sudah menyutradarai dua seri sebelumnya.

W For Words:
Kuartet Alex si singa, Marty si zebra, Melman si jerapah dan Gloria si kuda nil merupakan penghuni kebun binatang New York yang kompak dan atraktif. Petualangan mereka terbukti telah menjadi daya tarik utama DreamWorks Animation sejak kesuksesan Madagascar (2005) dan Madagascar: Escape 2 Africa (2008) dalam peredaran domestik dan internasionalnya yang menggembirakan. Eric Darnell yang sedari awal berperan aktif sebagai penulis skrip kali ini bertandem dengan Noah Baumbach mencari sensasi baru yang diharapkan kembali “menggigit” setelah 4 tahun berselang.

Mendapati diri ditipu mentah-mentah oleh gerombolan pinguin, empat sahabat ini melakukan pengejaran sampai Monte Carlo. Kehadiran mereka menarik perhatian Animal Control yang dikepalai oleh kapten wanita ambisius Chantel Dubois hingga terpaksa bergabung dengan kawanan sirkus Eropa. Alex harus berbohong bahwa ia dan teman-temannya merupakan anggota sirkus Amerika agar diterima oleh Gia, Vitaly dkk. Tujuannya tentu kembali ke Big Apple, terutama kebun binatang Central Park setelah rangkaian tur Eropa mulai dari Rome hingga London. Akankah atraksi mereka berhasil menarik penonton sekaligus menuntaskan misi bersama? 
 
 
Konsistensi karakteristik Alex, Marty, Gloria dan Melman tetap dipertahankan. Stiller, Rock, Schwimmer, Pinkett-Smith masih tetap eksentrik dengan keunikan masing-masing. Catatan khusus bagi Marty, dansa Afro polkadot lengkap dengan tampilan colorful nya itu sangat inspiratif. Sedangkan Baron Cohen melanjutkan rayuan mautnya terhadap Sonia, beruang betina yang loveable itu. Cute couple with slow-mo and background music! Pendatang baru Gia yang disuarakan oleh Chastain sebagai love interest nya Alex memang manis, kontras dengan Vitaly yang disulihkan dengan aksen Rusia kental oleh Cranston. Jangan lupakan pula kontribusi Short sebagai singa laut Stefano yang menyenangkan itu.

Beberapa elemen dalam animasi ini tergolong over the top, jika diperuntukkan untuk anak-anak mungkin dapat dimaafkan tetapi bagi orang dewasa bisa jadi mengangkat sebelah alisnya. Paling nyata adalah aksi impossible Vitaly menembus ring berdiameter semakin kecil, terjadi hanya dalam kedipan mata saja. Lainnya adalah aksi tak kenal lelah Dubois mengejar Alex,  lihat adegan pembuka saat ia melacak jejak, menerobos dinding sekaligus melompati gedung bertingkat. Well, those are too much. Ekspresi bengisnya mungkin mengingatkan anda pada tokoh Cruella DeVille dalam 101 Dalmatians (1996).
 
 
Bagan terbaik sekuel ini jelas ada pada pertunjukan sirkus ala Cirque de Soleil nya. Semua tokoh berbaur menjadi satu kesatuan yang utuh dalam mempertontonkan aksi bergemuruh luar biasa yang menyihir audiens dengan balutan warna-warni ciamik dan tembang enerjik “Fireworks” milik Katy Perry. Mata anda tak akan berkedip menikmatinya. Penempatan kamera dengan berbagai arah sudut pandang juga menjadikan efek 3D nya terasa lebih dinamis. Terima kasih pada kinerja trio sutradara Darnell-McGrath-Vernon yang bergerak cepat untuk meminimalkan unsur kemustahilannya disana-sini.

Madagascar 3 memang tidak berambisi menjadi film animasi terbaik yang akan dikenang selama-lamanya oleh penonton tetapi cukup memuaskan selama kurang dari satu setengah jam durasinya. Drama yang tak berlebihan, komedi penghadir tawa demi tawa serta aksi penggugah rasa mampu menata struktur yang kokoh sekaligus membuat anda tetap terhubung secara emosional dengan tokoh-tokoh di dalamnya. Feel the European sensation buoyed by some famous tracks along the way. Yes, you have the most wanted simple entertainment for this summer and the producers will likely continue to the fourth, Madagascar 4ever perhaps? Move it!

Durasi:
85 menit

Overall:
7.5 out of 10

kembali bertanya?

Banyak sekali hal-hal kecil di sekitar kita yang tercerabut parameternya. Ukuran nilai jadi tidak jelas. Baik, buruk, patut atau tidak, menjadi kabur. 

Selama beberapa jam dengan seorang teman, kami ngobrol panjang lebar tentang/mengenai ini, apakah manusia masih mengerti tujuan manusia?

Pada masa kanak-kanak, dimana dirinya berada pada tahap awal belajar, disuapi dengan ukuran-ukuran nilai yang makin meninggalkan kemanusiaannya. Tadinya yang dia mengerti, hidup adalah kasih sayang, cinta ibunya. Pintar dan bodoh, diukur dari kemampuannya menyenangkan hati orang tuanya. Lantas ketika dia masuk sekolah, semua dihancurkannya. Pintar adalah mendapat angka 9 ketika ujian, bodoh adalah mendapat angka 5 di lembaran.

Konsep "saling bantu"pun jadi buyar, ketika orientasinya dijadikan transaksi materi. "Saya bantu kamu asal...bla...bla...bla". Itu melesat jauh dari kecenderungan pengajaran kasih sayang lewat cinta kasih orang tua. Transaksinya spiritual, cinta dibalas patuh.

Baiklah manusia memang "makhluk transaksional", tapi ada letaknya. Transaksi ekonomi materi ujungnya adalah laba, tempatnya adalah niaga. Jujur. Sedang prinsip transaksi spiritual adalah "serve to other" melupakan kepentingan diri. Membahagiakan orang lain.

Tidak lantas terbalik-balik, transaksi material untuk spiritual atau sebaliknya. Akhirnya absurd. "Menolong adalah mendapatkan laba uang." Akhirnya, sekolah menyeret seorang justru untuk lebih jauh dari "mengenal dirinya" sebagai manusia. Mengajak pergi entah kemana.

Kita kehilangan banyak sekali esensi pendidikan, tujuan awalnya adalah mendapat ilmu pengetahuan untuk menyusur sejumlah misteri. Jadi buram. Tanda tanya besar seperti "kenapa kita diciptakan, siapa Tuhan, untuk apa ada penciptaan" dan pertanyaan dasar lainnya, mulai dihindari.

Bahkan, perbincangan tentang Tuhan-pun di sekolah tidak dibicarakan. Ya, karena Tuhan dianggap tidak bisa diverifikasi, dan tidak patut masuk. Manusia lantas diukur dengan parameter hukum semata bukan lagi moral yang berbicara, padahal hukum adalah pagar terendah kehidupan.

Saya sering bertanya kepada orang "kamu berhenti di lampu merah karena takut ditilang atau karena memperhatikan keselamatan orang lain?" Rata-rata jawabnya, karena takut ditilang. Ya, karena hidup dianggap sebagai upaya "memperluas diri sendiri." Bukankah mengerikan? Hukum memberi pagar pada wilayah-wilayah terendah, dimana kejahatan manusia bisa dilakukan. Apakah tanda adanya pasal-pasal kamu tetap membunuh? Tentu semestinya tidak. Moral yang "built in" semakin dijauhkan dari obrolan tentang kenyataan. Dia berada di ufuk sana, jauh.

Tak kurang-kurang ajaran agama memberikan petuah yang padat. Tapi mengapa kegelisahan juga makin memuncak?

Menurut saya, tak lain karena, tersingkirnya, perspektif spiritual dari aktifitas kehidupan. Agama dibangun sebagai ruang materi. Konsep "reward & punishment" yang ditulis pada kitab suci digambarkan benar-benar secara material. Unsur spiritualnya diganyang total. Pahala adalah ketika kamu melakukan kebaikan lantas Tuhan membalasnya dengan kekayaan, uang dan mobil, dan bisnis berlaba. Dipelintir. Dosa secara stereotip disimbolkan dengan kemiskinan, kebangkrutan dan susahnya nafkah. Ini memprihatinkan sekali.

Maka konsep kesuksesan saat ini, tak lebih dari, bagaimana mengumpulkan hal-hal yang seakan-akan spiritual menjadi material. Sukses adalah kaya, banyak uang, menginjak orang tak mengapa. Itupun masih bawa-bawa nama Tuhan, yang penting masuk surga. Duh...

Ini kecenderungan apa? Bukankah hal tersebut adalah "cara manusia menghancurkan dirinya sendiri?" Ditambah keblinger lagi, ketika nasehat masuk menjadi industri. Bagaimana tidak lucu, masak menasehati orang harus bertarif? Sedekah dimatematikan. Jika menyumbang orang sekian rupiah, maka mendapat imbalan sekian rupiah. Ini melayani diri sendiri atas nama Tuhan. Sementara pertanyaan mendasar, yang juga masih ditelusuri ilmu pengetahuan, masih belum terjawab, saat itu kita makin jauh pula dengan esensi tujuan.

Suatu hari, seorang teman bertanya "Tuhan itu agamanya apa?" Lho, saya ketawa ngakak mendengar ini. Lantas saya bilang "Ah kamu pertanyaannya kurang keren. Coba yang 'lebih' berani lagi. Misal "Kenapa penciptaan itu harus ada? Apa tujuannya?" Beberapa memang suka "sok berani" bikin pertanyaan. Tapi tidak penting-penting amat. Coba yang lebih mendasar lagi. Supaya lebih makjleb.

Saya bayangkan, jikalau kita semua tidak menghilangkan "semangat budaya luhur" dalam berapa sa, mungkin keblingeran nilai tak separah ini. Agama-agama yang masuk ke kepulauan ini mengajarkan nilai yang tak jauh dari pemahaman spiritual lokal. Hanya beberapa perspektif dibenahi. Yang Islam berlomba-lomba menjadi Arab. Melupakan bahwa Islam itu kumpulan nilai yang dipadu dengan cara berpikir "nusantara". Padahal, darah-darah pelakunya adalah aliran yang dipenuhi oleh bibit spiritualitas dari sini, bukan Arab atau Eropa. Bagaimana bisa klop?

Bacalah simbol-simbol budaya, bacalah tanda-tanda dalam kitab suci, gunakanlah akal, bukan kemarahan. Lihat betapa kita telah jauh dari tujuan. Semoga, kita semua kembali ke pertanyaan mendasar meletakkan diri sebagaimana mestinya. Mendapat ukuran-ukuran nilai dari nurani.

"Kenapa penciptaan itu ada?", "Dari mana kita berasal, kemana kita menuju?", itu pertanyaan intinya.

Hidup adalah melayani, kepada yang dicintai, bukan melayani diri sendiri.

Demikian. semoga ocehan ini tidak ditanggapi dengan kemarahan. Tapi perenungan.

Hidup adalah masalah penempatan, mana yang utama mana sarana, mana niat mana tujuan. []

Monday, July 9, 2012

ABRAHAM LINCOLN : VAMPIRE HUNTER Missed Opportunity For Alternate Lincoln

 
 
Quotes:
Abraham Lincoln: History prefers legends to men. It prefers nobility to brutality, soaring speeches to wild deeds. History remembers the battle, but forgets the blood. However history remembers me before I was a President, it shall only remember a fraction of the truth...

Nice-to-know:
Tom Hardy sempat dikabarkan akan mengisi peran Lincoln tapi jadwalnya bersinggungan dengan The Dark Knight Rises. Kemudian Eric Bana, Timothy Olyphant, Adrien Brody, Josh Lucas, James D'Arcy dan Oliver Jackson-Cohen juga dipertimbangkan sebelum Benjamin Walker melewati proses casting.


Cast:

Benjamin Walker
sebagai Abraham Lincoln
Dominic Cooper
sebagai Henry Sturgess
Anthony Mackie
sebagai Will Johnson
Mary Elizabeth Winstead
sebagai Mary Todd Lincoln
Rufus Sewell
sebagai Adam
Marton Csokas
sebagai Jack Barts

Director:
Merupakan film ke-11 bagi
Timur Bekmambetov setelah dwilogi Yolki (2010-2011).

W For Words:
Abraham Lincoln adalah sosok Presiden Amerika Serikat ke-16 yang karismatik. Namun figurnya sekejap berubah dalam novel karya Seth Grahame-Smith yang memberikan biografi alternatif sebagai pemburu vampir ini. Konsep yang amat menarik walau mungkin akan memecahkan kubu pendukungnya menjadi dua bagian, yang suka dan tidak suka. Yes, pro dan kontra memang akan selalu ada. Setidaknya penggemar action thriller bisa berharap lebih dari konsep yang terkesan out-of-the-box semacam ini. Saya cuma berharap kalian tidak kecewa pada akhirnya nanti.

Semasa kecilnya, Abraham Lincoln menyaksikan ibunya tewas di tangan vampir. Dendam membara di hatinya menemukan titik terang saat berjumpa Henry Sturgess yang kemudian melatihnya menjadi seorang pemburu vampir yang handal seperti dirinya. Setelah berkarir dalam dunia politik yang membesarkan namanya hingga berpuncak sebagai Presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln harus turun tangan dalam Perang Sipil yang menewaskan banyak orang dimana kaum vampir turut ambil bagian termasuk musuh lamanya, Adam. 
 
 
Unsur cerita dalam film ini nyaris diabaikan. Anda tak perlu kecerdasan untuk berusaha mengerti logika yang disodorkan. Cukup terima kenyataan bahwa Presiden AS yang paling dielu-elukan itu lebih memilih kapak sebagai senjata pemenggal dibanding otak sebagai senjata pemersatu. Sekuens adegan aksi yang ditawarkan sutradara Bekmambetov disini akan mengingatkan anda pada karya-karya terdahulunya terutama Wanted (2008). Lihat saat Abraham diwajibkan menebas sebatang pohon dengan satu ayunan, sama dengan Wesley diharuskan membelokkan arah peluru dengan satu letusan. Premisnya pun mirip dimana tokoh utama harus kehilangan orangtua sebelum berlatih keras untuk menuntaskan dendam.

Walker memang sudah melakukan yang terbaik dengan peran Lincoln di tangannya tapi sayangnya skrip tidak memaksimalkan potensinya selain beraksi dengan kapak dan berteriak sekeras-kerasnya. Chemistrynya dengan Elizabeth Winstead juga tidak mampu membangkitkan sisi emosional yang dibutuhkan. Cooper lah yang paling menonjol kali ini dengan karakter Sturgess yang karismatik. Sewell, Csokas dan Wasson juga memberikan penjiwaan satu dimensi terhadap tokoh-tokoh antagonis yang dipercayakan pada mereka. Beruntung costume designer dan make-up department berhasil mendandani kesemuanya dengan cukup baik dan terlihat meyakinkan.

 
Abraham Lincoln : Vampire Hunter terbukti se-cheesy judulnya dalam semangat film berbau supernatural kelas B. Bangunan cerita yang goyah, karakterisasi yang lemah gagal mendukung sisi action yang sebetulnya lumayan solid itu. Terima kasih pada production value yang menggigit dengan sinematografi yang memikat. Namun kekecewaan saya tetap tidak terobati. Dialog yang buruk serta momen bersejarah yang campur aduk rentang waktunya semakin menegaskan sisi minusnya. It’s okay to be campy but still engaged to the audiences. This one fails short for such extra effort. Easy to forget nor pass for summer entertainment season. Oh, one more thing, the 3D works only a little.

Durasi:
105 menit
U.S. Box Office:
$16,500,000  in opening week June 2012

Overall:
6.5 out of 10

BRAVE : Less Innovative But Still Morality Charming

 
 
Quotes:
Princess Merida: I want my freedom!
Queen Elinor: But are you willing to pay the price your freedom will cost?

Nice-to-know:
Awalnya dikabarkan berjudul The Bear and the Bow.

Voice:

Kelly Macdonald sebagai Merida
Emma Thompson sebagai Elinor
Billy Connolly sebagai Fergus
Julie Walters sebagai The Witch
Robbie Coltrane
sebagai Lord Dingwall
Kevin McKidd
sebagai Lord MacGuffin / Young MacGuffin
Craig Ferguson sebagai Lord Macintosh

Director:
Film kedua Brenda Chapman setelah The Prince of Egypt (1998) yang kali ini berkolaborasi dengan spesialis film pendek Mark Andrews dan astrada Steve Purcell.

W For Words:
Demi memperbaharui citarasa animasinya, Disney sudah beberapa kali bekerjasama dengan Pixar dalam menyuguhkan tontonan yang lebih modern dan tentunya menjual bagi segmentasi yang ditujunya. Salah satu dedengkot di belakangnya adalah Irene Mecchi yang kali ini bertandem dengan ketiga sutradara menggarap skrip aksi
heroine (pertama kali dalam produksi Pixar) pemberani yang jago memanah dalam nuansa Skotlandia. Menarik walaupun trailernya tidak terlihat menawarkan apa-apa. Still we cannot judge a movie by its trailer only. See deeper and give it a chance, in fact it’s a school holiday for kids!

Puteri Merida seringkali berargumen dengan ibunya, Ratu Elinor yang ingin menikahkannya dengan salah satu dari putera Lord Dingwall, Lord MacGuffin atau Lord Macintosh. Kontes memanah pun diadakan dan bisa ditebak, Merida yang jago memegang busur pun menang telak. Ketika melarikan diri ke hutan, Merida berjumpa penyihir yang mengabulkan permintaannya yaitu mengubah sang Ibu sesuai takdirnya. Tak diduga, Ratu Elinor berubah menjadi beruang dan segera menjadi buruan seantero kerajaan. Merida harus andalkan keberaniannya untuk menghapus kutukan tersebut sebelum terlambat. 
 
 
Premis yang diangkat masih seputar dongeng berlandaskan nilai-nilai keluarga yang memang tak terlalu inovatif. Pernah ada Brother Bear (2003) dengan ide yang kurang lebih sama, hanya berbeda ikatan dan gender saja. Disini Merida tetaplah tipikal puteri Disney yang mendambakan kebebasan dan kemandirian hidup. Konflik dengan sang ibu adalah kekuatan utama cerita tanpa berniat mengesampingkan sederetan tokoh lelaki yang berseliweran di istana dengan aksi spontanitas masing-masing. Raja Fergus dan tiga putra kembarnya terbukti masih mampu mencuri perhatian sebagai pelengkap.

Tampilan visualnya sangatlah memanjakan mata. Detil gesture terutama kibasan rambut merah kribo Merida amat diperhatikan. Alam Skotlandia dengan pegunungan, mata air alami, hutan rimbun sampai bukit hijau memang terasa lebih hidup dalam format 3D tetapi tidak terlalu esensial pengaruhnya. Musik latar yang menggugah juga mengalun pas mengiringi aksen Skotlandia asli Kelly McDonald dalam menyuarakan Merida yang pemberontak, sama halnya dengan aksen British aktris veteran Emma Thompson dalam menyulihkan Elinor yang over-protektif itu.
 

Brave memang lebih terkesan Disney yang simple and heartwarming dibandingkan Pixar yang complex and marvelous. Satu yang harus diakui adalah penyampaian pesan moral yang begitu mengena tentang menjadi diri sendiri tanpa harus bersikap egois. Penyesalan memang selalu datang terlambat tetapi akan selalu ada kesempatan untuk memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi. Kids will love the decent fairytale and adults will enjoy the predictable moment to moment entertainment until it finished. Quite strong narrative from start to end with enough giggles from magical humors along the way.

Durasi:
100 menit

U.S. Box Office:
$66,700,000 in opening week of June 2012

Overall:
7.5 out of 10

THE AMAZING SPIDER-MAN : Superheroism With Multi Subtle Relationships

 
Quotes:
Peter Parker: We all have secrets: the ones we keep... and the ones that are kept from us.

Nice-to-know:
Dirilis untuk memperingati ultah Spider-Man ke-50, film ini menandakan kali pertamanya tidak ada karakter Mary-Jane Watson. Sebagai gantinya, kekasih Peter Parker yang sesungguhnya yakni Gwen Stacy pun muncul.

Cast:
Andrew Garfield
sebagai Spider-Man / Peter Parker
Emma Stone
sebagai Gwen Stacy
Rhys Ifans
sebagai The Lizard / Dr. Curt Connors
Denis Leary
sebagai Kapten Stacy
Martin Sheen
sebagai Paman Ben
Sally Field
sebagai Bibi May
Irrfan Khan
sebagai Rajit Ratha

Director:
Merupakan feature film kedua bagi
Marc Webb setelah (500) Days Of Summer (2009).

W For Words:
Orang dewasa di masa kini diyakini berangkat dari eforia sosok pahlawan laba-laba semasa kecilnya. Tak mengherankan jika mereka akan tetap mencintai franchise ini sampai kapanpun juga. Demi merangkul generasi yang lebih muda lagi, Columbia Pictures yang dahulu bekerjasama dengan Columbia TriStar dan Sony Pictures kali ini menggandeng Marvel Studios/Enterprises dan Laura Ziskin Productions untuk mengerjakan rebootnya yang berjarak sembilan tahun tersebut. Kursi sutradara pun berpindah dari Sam Raimi ke Marc Webb dengan berbagai perubahan yang fresh meski tidak signifikan.
 
 
Peter Parker hanyalah remaja biasa yang tidak populer di sekolahnya meski diam-diam mencintai gadis cerdas bernama Gwen. Di rumah, ia hidup bersama Paman Ben dan Bibi May yang amat menyayanginya meskipun masih mempertanyakan kedua orangtuanya yang menghilang secara misterius sewaktu kecil. Jawaban mulai terkuak ketika Peter memasuki Oscorp Industries dan bertemu dengan rekan kerja ayahnya dahulu, Dr.  Curt Connors yang tengah mengembangkan serum khusus demi kebaikan umat manusia. Tak diduga, Peter justru digigit laba-laba yang dalam sekejap mengubah genetiknya menjadi berkemampuan super. Petualangan barunya sebagai Spider-Man pun dimulai..

Trio penulis skrip yakni James Vanderbilt, Alvin Sargent, Steve Kloves seakan berupaya menyesuaikan diri dengan trend film remaja jaman sekarang, sebut saja Twilight saga. 
Romantika Peter dan Gwen dieksplorasi habis-habisan di paruh pertama mulai dari berpandangan, berbincang-bincang, ajakan kencan, undangan makan malam, berciuman dan sederetan “it” moments lainnya. Beruntung dinamika hubungan Peter bersama keluarganya turut hadir dalam porsi yang seimbang mulai dari Paman Ben dan Bibi May sampai kedua orangtua yang tak pernah dikenalnya. Sesuatu yang terasa “gelap” dalam versi 2002 terdahulu sedikit diperbaiki disini. 
 
 
Garfield dan Stone adalah dua pemeran utama yang sangat likeable. Garfield berhasil melepaskan diri dari bayang-bayang Maguire dimana karakter Peter di tangannya terkesan berkemauan keras dengan emosi yang terjaga selain kostum spandex ketat yang tampak lebih membumi. Stone sukses melampaui Dunst dimana karakter Gwen terbilang lebih tangguh dan cerdas dibandingkan MJ yang dramatis dan kurang beruntung itu. Chemistry keduanya sangatlah wajar dan manis, tercipta lewat pertukaran dialog menggoda ataupun bahasa tubuh canggung yang menekankan perasaan yang terjadi di antara keduanya. Senyum anda akan terkembang melihat satu-dua adegan yang saya maksud tersebut.
Sutradara Webb masih mengalami sedikit masalah dengan tempo. Satu jam pertama dihabiskan dengan dramatisasi character building yang tergolong detil, lengkap dengan sudut pandang yang variatif dan kedalaman emosi antar koneksinya. Sejam terakhir disajikan ala Hollywood blockbuster yang menjual aksi secara bombastis. Kelebihan CGI baru terlihat disini kala Spider-Man berayun bebas di antara bangunan-bangunan pencakar langit Manhattan yang mewah dan gemerlap sebelum berakhir di Oscorp Tower.  Bagian ini semakin sempurna dalam format 3D atau bahkan IMAX. Sayangnya sosok The Lizard tampak terlalu kartun, masih jauh dari kesan menggetarkan sebagai villain nomor satu.
 
 
Dengan premis yang nyaris persis dengan Spider-Man (2002), reboot ini memang lebih bersifat retelling dengan perbaikan sinematografi dan peningkatan spesial efek yang sangat kentara disana-sini. Anda boleh mengatakan studio besar Hollywood tidak kreatif atau haus keuntungan belaka tetapi jangan lupakan fakta bahwa kronik superhero ini timeless. You can see a lot of versions from time to time but still inevitably happy to walk out of cinemas in the end. This one is actually better at resembling multiple relationships among characters rather than defining superhero things himself. Yet, another sequel must be coming up with better ideas and greater responsibilities.

Durasi:

136 menit

Overall:
8 out of 10

Sunday, July 8, 2012

mencintai hal-hal sederhana

jangan jatuh cinta dengan saya, karena kau akan menyesal.
saya tidak akan menjadi seperti yang kau mau. 
saya adalah saya, yang selalu mencintai hal-hal sederhana.
seperti menghirup wangi teh di gelas yang saya pakai setiap pagi.

seperti menyukai aroma tanah sesudah hujan.
seperti menyukai wangi bunga rumput.
seperti menyukai sesuatu yang tidak teratur.
seperti menyukai warna biru.
seperti menyukai kaos dengan leher yang dipotong.
seperti menyukai hujan, menatap dan bercakap dengan mereka berlama-lama.

...dan lainnya. akan terlalu banyak.
kau akan sebut saya gila, kalau menyebutkannya satu-satu.
kau tidak akan pernah mengerti kalau saya menjelaskannya sampai berbusa-busa.

jangan jatuh cinta dengan saya, karena kau juga mau seperti saya.
karena saya terlalu keren untukmu, sampai kepingin kau tiru.
maaf, saya tidak ada tiruannya. saya hanya satu.
dan mengenai hal-hal yang saya sebutkan dan belum saya sebutkan itu,
mereka hanya datang begitu saja.
karena saya yang mengundang mereka masuk ke dalam hati saya.

berapa kali saya harus bilang, jangan membanting pintu kamar,
kau harus menutup mereka dengan sopan, alias pelan-pelan.
seperti saya bilang, kau harus menutup pintu pagar tua itu dengan baik.
dan perlakukanlah gajah (notebook saya) dengan manis,
karena ia akan kembali manis kepadamu.

seperti jendela kamar besar yang menanti saya menyapa mereka,
dan lantai mengkilap setiap kali sehabis dipel,
mereka bisa bercakap, mereka bisa mengerti.
ketika kau menyentuh mereka, sentuhlah dengan hati.
sentuhlah dengan cinta.

betul kan? sudah saya bilang, jangan jatuh cinta dengan saya hei kau yang glamour itu,
karena kita tidak akan pernah cocok.

kecuali kalau kau juga mencintai hal-hal sederhana,
kau pasti akan membuat saya jatuh cinta balik kepadamu.

jendela kamar besar yang menyapa


i always enjoy the little things in life.


Thursday, July 5, 2012

nikmat dan sakit

aku berjalan
maju ataupun mundur
anggun ataupun pincang
yang penting aku berjalan
asalkan aku menginjak tanah
ada jejak yang aku tinggalkan
ada puncak yang aku impikan
aku tetap terus berjalan
nikmat.

aku terbang
terhempas indah di tengah
awan-awan yang gendut
seru, memacu dan menyenangkan
sampai saat aku tersadar
setelah kepalaku membentur bintang
kulihat punggungku tak ada sayap
aku turun dengan cara jatuh
seperti hujan
sakit.
"too many people are living for compliments, instead of accomplishments."

ladang-ladang kebaikan

when i was sick

inilah kesempatan berharga, peluang emas, jangan sampai disia-siakan

Ternyata sakit tidak selalu meninggalkan kesan kesedihan dan penderitaan bagi seseorang, tapi justru ia menjadi momentum lonjakan kebaikan dalam menyemai dan mengumpulkan butir-butir kebaikan. Dan yang terpenting dan sangat berharga adalah bahwa sakit adalah momentum untuk muhasabah terhadap nikmat kesehatan yang selama ini dinikmati. Di sini sakit berfungsi sebagai pengontrol terhadap nikmat kesehatan dan kesenangan yang telah dihabiskan.

Mungkin anda bertanya-tanya, bagaimana mungkin sakit yang identik dengan penderitaan disebut sebagai peluang emas. Memang betul, episode sakit adalah episode yang tidak mengenakkan. Meski hanya kaki yang bengkak, seluruh badan ikut merasakannya. Meski hanya satu jari yang luka, seluruh perasaan menjadi labil, akibatnya pekerjaan pun tidak lagi produktif. Namun, di sisi lain, sakit bisa menjadi kesempatan berharga bagai seseorang yang pandai memetik hikmah.

Ketika episode sakit benar-benar datang, yuk kita selami, lalu kita petik hikmahnya yang seluas samudera itu. Sungguh rugilah kita, jika sudah sakit, lalu tidak mendapatkan hikmah apapun. Nah, berikut adalah beberapa hikmah sakit yang penulis bagi …

Pertama, SAKIT adalah UJIAN buat kita apakah kita layak disemati gelar “ahli syukur”. Ketika kita mendapatkan tambahan harta, lalu kita bersyukur, itu biasa. Tetapi ketika kita sakit, tetapi kita tetap bersyukur, itu baru luar biasa.

Tuhan Yang Maha Baik ingin menaikkan derajat kita menjadi ahli syukur. Kita mau naik kelas, maka kita harus ujian dulu. Maka, Dia memberikan tangganya berupa ujian sakit. Memang tidak enak naik tangga, capek, lelah, namun setelah berhasil melewatinya, semoga kemuliaan dari Tuhan sudah menanti.

Mengapa sakit menjadi ujian untuk membuktikan kualitas syukur? Karena sebenarnya sakit yang kita rasakan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan luasnya karunia dan kenikmatan yang diberikan olehNya. Seringkali, kita hanya berfokus pada bagian tubuh yang sakit saja, seharian mengeluh di bagian itu-itu saja, padahal pada saat yang bersamaan bagian tubuh lain masih berfungsi sempurna, maha karya Dia yang Luar Biasa.

Kedua, SAKIT adalah PRASYARAT terkabulnya DOA. Seringkali terkabulnya sebuah doa tertunda karena dosa-dosa yang kita lakukan.

Dosa mata, dosa telinga, dosa mulut, prasangka, sedikit demi sedikit menumpuk tanpa kita sadari. Karena tidak sadar, kita tidak pernah menyesalinya, akhirnya dosa-dosa tersebut tidak pernah kita tobati. Lalu Tuhan Yang Maha Baik mengkaruniakan sakit untuk menghapus dosa-dosa tersebut, sehingga apa yang kita munajatkan dalam doa tidak terhalang lagi.

Ketiga, SAKIT adalah PERINGATAN atas kualitas kita dalam manajemen diri. Sakit menjadi tempat kita berkaca betapa sering kita abai atas kualitas makanan. Kita sering tidak adil kepada tubuh atau tidak memberikan hak yang memadai untuk istirahat, padahal Tuhan telah mengamanahkan tubuh ini dengan segala kehebatan dan kecanggihan mekanismenya. Maka, mari kita manfaatkan episode sakit sebagai momentum introspeksi diri kita.

Sakit adalah bagian dari kasih sayang Tuhan yang sangat besar bagi hamba-Nya. Justru karena sakit kita semakin merasa bersyukur kepada Tuhan, karena diberi kesempatan untuk menghapuskan dosa-dosa kecil. Sakit bisa membuat kita merengkuh pahala kesabaran yang terhampar luas, sabar yang penuh dengan keindahan.

Demikian beberapa hikmah sakit. Semoga tulisan ini menjadi energi untuk kita semua untuk tetap tersenyum dalam mengarungi ujian sakit. Kita harus sangat berhati-hati dengan sakit, karena tidak semua orang mempunyai kekuatan menata masa sakit itu menjadi ladang-ladang kebaikan.