Sunday, October 23, 2011

Kasih Kita

love
 
Telah lama ku lalui
Perjalanan penuh ranjau
Dan berduri
Kini tiba cahaya cinta suci
Menerangi
Diriku yang sepi

Meskipun ada yang mengeji
Memang lumrah insan di dunia ini
Hasad dengki
Usah didengarkan
Bersabarlah
Menempuhi

Pertama kali
Aku bahagia
Kau menerima diri ini
Insan biasa
Punya kelemahan
Dalam menempuhi
Cabaran

Aku juga tak mengharapkan
Intan permata
Kemewahan
Cinta yang murni
Keikhlasan hati
Semoga berkekalan
Kasih kita

Hati berkuntum harapan
Agar hidup takkan sendiri lagi
Doa restu dari yang tercinta
Fahamilah
Cinta mulia 
 
#aishah
malaysia october 16-19th, 2011 
it was playing in your car
 

Friday, October 21, 2011

Bebek Hijau

bebek hijau

Ada seekor bebek kuning mempunyai 3 ekor anak tetapi si bungsu kecelup cincau, warnanya menjadi hijau. Dia minder.  

Si ibu bilang, warna bebek hijau bisa jd kuning kalau makan kunir. Tapi kunir adanya di puncak bukit. 

Karena ingin berwarna kuning, bebek hijau nekat naik ke bukit sendirian untuk mencari kunir. 

Di jalan, kucing jahat mau memangsa bebek hijau. Untung dia sembunyi di balik daun talas. warna hijaunya sama dengan daun, kucing akhirnya tidak melihat dia.

Bebek hijau menyeberang sungai. Ada ular mau mematuk dia, buru-buru dia sembunyi di balik lumut yang hijau. Ular jadi kecele.

Dia terus naik bukit dan hampir dimangsa srigala, untung saja ada gerumbul rumput hijau, bebek hijau sembunyi di sana.

Akhirnya bebek hijau sampai puncak bukit dan menemukan kunir. Dia makan kunir dan seketika warnanya jadi kuning. 

Dari langit seekor elang melihat mangsa kuning bergerak-gerak di hamparan rumput hijau. Dia menukik. Bebek hijau yang jadi kuning itu pun dimakannya.

Pesan moral dari dongeng tersebut: "bersyukurlah atas apa yang engkau miliki."

Tamat

Wednesday, October 19, 2011

Smile

smile
 
You make me smile glowing shine
You make me glad to be alive
With love that's easy to survive

The girl that i lost when i was blew
Has confirmed my heart grows stronger
When there's you
Cause you make me smile
You make me smile

True love won't find a better way
Fake love as planets get away
New love won't find a better place to stay
The woman that i loved, you always knew
My heart loves longer and stronger when there's you
Cause you make me smile
You make me smile

The color of my blood is truly justified
That was me it was me i never lied
My blood flows trough you 
And my heart goes trough you when you cried

It's no good to plot i've never wondered why
Who'd to be who'd to be i'd never tried
It's enough to know you
And to love you baby is my pride

Loving you forever is a must
And for now and my love will never be denied

Cause you make me smile
You make me smile
You make me smile
You make me smile
You make me smile

#simply red

Tuesday, October 11, 2011

Cheese Cake - Kue Kehidupan

cheese cake


"Ketika anda benar-benar bahagia, burung-burung berkicau dan matahari bersinar, bahkan di tengah malam musim dingin yang kelam. Bunga-bunga pun bermekaran di tanah kering." -Grey Livingston-


Nenek Martha bersenandung mengikuti kicauan seekor burung kenari yang bertengger di kusen jendela. Aroma pai blueberry memenuhi ruang dapurnya yang mungil, membuat air liur Gina yang membantunya sejak tadi hamper menetes. Untung air liur itu cepat-cepat ditelannya, kalau tidak, ia akan mempermalukan dirinya sendiri. Dengan kegesitan yang luar biasa untuk ukuran wanita setua dirinya, Nenek Martha mengangkat pai yang sudah matang dari dalam oven dan memindahkannya ke dalam pinggan yang tersedia. Ia lalu menaburkan gula halus di atasnya, sehingga pai itu tampak seperti diselimuti salju. Untuk sentuhan terakhir, ia menghiasi pinggiran pai dengan blueberry segar.

"Ah, lihatlah, Gina!" serunya memamerkan hasil karyanya.

"Indah sekali, Nek," puji Gina, "dan kelihatannya lezat sekali. Orville pasti senang sekali dengan kejutan ini. Ia selalu menyukai kue buatan Nenek."

Nenek Martha tersenyum. Sudah pasti Orville dan teman-temannya yang tinggal di Panti asuhan Pelangi akan menyukainya. Mereka jarang sekali makan enak. Karena itu, di hari ulang tahun Orville, Nenek Martha ingin membagi sedikit kebahagiaan.

"Sampaikan salamku untuk mereka, Gina," seru Nenek Martha sambil melambai dari pagar pergola yang menghiasi taman rumahnya.

Ia mengamati Gina hingga lenyap di ujung jalan. Tiba-tiba Nenek Martha menepuk tangannya, dan segera berlari lagi ke dalam dapur. ada sesuatu yang dilupakannya!

"Nek," sebuah suara kecil menggemaskan yang ia nantikan terdengar dari ruang tamu.

"Aku di dapur, Sayang!" teriaknya, tergopoh-gopoh menakar tepung di timbangannya.

Bagaimana aku bisa lupa kalau Andy akan datang? Aku kan sudah berjanji membuatkannya Cheese Cake.

"Nek, ada yang mau kuceritakan," kata Andy pelan.

Cucu kesayangannya itu sekarang berada tepat di sampingnya. Nenek Martha menghentikan aktivitasnya, dan mulai mengamati Andy. Intuisinya berkata ada sesuatu yang berbeda. Biasanya Andy sangat aktif dan ceria, tidak cemas dan muram seperti ini! Bajunya pun tampak lusuh dan kotor, seperti baru saja bermain pasir.

"Ada apa, Andy?" tanyanya lembut.

Diajaknya anak itu duduk di kursi tinggi di meja makan, lalu mereka mulai bercakap-cakap. Andy mulai berceloteh tentang bagaimana "segalanya" berjalan keliru.

Ia bercerita tentang teman-temannya yang nakal dan suka membuat ulah di sekolah. Beberapa di antara mereka suka mengganggu dan mengejeknya dengan sebutan "si pendek" karena postur tubuhnya yang tergolong mungil. Ia juga mengadukan mamanya yang melarangnya pergi menonton bioskop dengan sahabatnya, juga papanya yang tidak hati-hati sehingga menyenggol dan memecahkan celengan Barney-nya. Di tambah lagi Lucy, adiknya yang baru berusia satu tahun, sangat suka merengek dan menangis. Namun, papa dan mama selalu menuruti kemauannya.

"Semua itu tidak adil," keluhnya, "kenapa semua hal yang buruk terjadi padaku, Nek?"

Kedua matanya yang tampak sayu, menuntut jawaban.

Nenek Martha tidak berkata apa-apa. Di satu sisi, ia lega bahwa cucunya sudah lupa soal cheese cake yang dijanjikannya. Namun di sisi lain, pertanyaan itu cukup sulit untuk dijawab. Ia mengelus rambut cucunya, lalu bertanya apakah ia menginginkan cheese cake. Tentu Andy langsung mengangguk dengan gembira.

Mereka lalu pindah ke meja dapur, dan Nenek Martha mulai menata semua bahan yang dibutuhkan untuk membuat cheese cake.

Ia lalu menyodorkan satu persatu kepada Andy.

"Sayang, minumlah minyak goreng ini."
"Nenek!" protes bocah itu.
"Bagaimana dengan dua telur mentah?" tawarnya lagi.
"Itu menjijikan, Nenek!"
"Kalau begitu, mau tepung? Atau mungkin baking soda?"
"Nenek, aku tidak suka semua itu!" keluh bocah itu.

Andy tampak sangat kecewa. Bibirnya yang mungil sudah maju sepanjang lima senti, dan matanya mendelik kesal. Katanya Nenek mau membuat cheese cake, tapi kenapa ia sekarang malah diberi makanan-makanan mentah itu?

Nenek Martha tersenyum bijak dan berkata, "Benar, semua ini terlihat menjijikan jika kamu memakannya satu per satu. Namun ketika mereka diaduk bersama dengan cara yang benar, lalu dipanggang, semua bahan ini akan menjadi cheese cake yang sangat lezat!"

Andy menengadah dan menatap neneknya.

"Nah, begitu juga kehidupan ini, Sayangku. Masalah-masalahmu akan terasa pahit dan mengecewakan jika kamu memakannya satu per satu. Namun Tuhan mengerjakan yang terbaik ketika Ia meletakkan semua hal ini dalam pengaturanNya. Mereka selalu bekerja untuk kebaikan! Pada akhirnya, kalau diaduk dan dipanggang dengan benar, akan muncul kue kehidupan yang enak dan layak untuk dinikmati," jelasnya.

Sejak saat itu, andy jadi lebih jarang mengeluh. Setiap kali masalah datang dalam hidupnya, ia selalu teringat pesan Nenek Martha, bahwa itu hanyalah bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat cheese cake yang super lezat!

Tamat.

Lingkaran Kebaikan

a thousand candles

Thousands of candles can be lit by a candle and the life of the candle will not become shorter. Happiness never decreases due to be distributed. ~ Buddha ~

Paul menghela nafas ketika ia menurunkan kaca jendela mobilnya. Hujan turun dengan sangat derasnya dan malam ini pasti akan terasa sangat panjang. Siaran radio yang didengarnya sore ini memperkirakan bahwa akan terjadi hujan badai malam ini dan ia berharap bisa sampai di rumah sebelum badai itu benar-benar datang. Paul membawa truk tuanya menerobos guyuran air dengan hati-hati. Ada banyak lubang di jalanan itu, dan Paul lupa memperbaiki lampu depannya tadi siang.

Tepat di bawah deretan pohon pinus, ia melihat seorang wanita tengah baya yang berdiri tak jauh dari sebuah Mercedes. Paul langsung tahu bahwa wanita itu membutuhkan bantuan. Mungkin ban Mercedes itu kempes. Wanita yang malang...jika dia mengacuhkannya, wanita itu akan bersiri di situ hibgga dua jam ke depan, karena jalanan itu tergolong sepi dan jarang sekali dilalui mobil.

Paul pun menepikan truknya dan menyapa wanita itu dengan ramah.

"Anda butuh bantuan, Nyonya?"

Wanita itu terlihat agak ketakutan. Wajar saja, Paul memang terlihat miskin. Apa pun bisa terjadi di tempat sesunyi ini. Namun mau tak mau, ia pun menjawab, "Ya."

Wajahnya yang pias dan badannya menggigil menahan dingin.

"Ban saya kempes dan saya tak tahu harus melakukan apa."

Paul turun dari truk dan membiarkan dirinya tersiram hujan.

"Saya akan menolong Anda, Nyonya. Nama saya Paul Kennedy." Paul tersenyum.

"Jangan berpikir yang tidak-tidak, lho. Saya bukan keluarga presiden itu." kelakarnya.

Nyonya itu tidak bisa menutupi senyumnya. Dengan cekatan, Paul mengeluarkan kotak peralatannya dari dalam truk. Tanpa memperdulikan guyuran hujan yang makin deras, ia mendongkrak mobil wanita itu, memutar baut dengan keras, melepas ban dan menggantinya dengan yang baru. Tangannya terampil hingga pekerjaan itu terlihat mudah. Sekalipun demikian, ia harus merelakan bajunya basah dan kotor, serta tangannya terluka gores.

Tak mengapa pikirnya, bukan luka yang serius jika dibandingkan dengan keselamatan wanita ini.

Wanita itu sangat gembira ketika ban yang baru itu aelesai dipasang. Dia memperkenalkan diri dan sedikit menceritakan mengenai perjalanannya. Ketika menyadari keadaan tempat ini, dia terharu dan sangat berterima kasih atas pengorbanan Paul.

Jika pria muda itu tidak berhenti dan rela berbasah-basah hanya untuk menanyakan keadaan, hal-hal buruk bisa saja terjadi.

"Entah bagaimana saya harus berterima kasih pada Anda. Katakan saja berapa yang harus saya bayar atas kerja keras Anda."

Pail hanya tersenyum sambil merapikan kembali kotak peralatannya.

"Tidak perlu, Nyonya," jawabnya.

Paul sama sekali tidak mengharapkan bayaran. Dia melakukan semua itu sekedar untuk menolong wanita itu. Ia meyakini bahwa Tuhan memang menghendaki setiap manusia untuk saling menolong satu dengan yang lain. Paul selalu mengingat betapa banyak pertolongan yang diperolehnya di masa lalu, jadi dia merasa hanya perlu meneruskan kebaikan itu tanpa mengharapkan imbalan apapun. Biarlah nanti Tuhan sendiri yang akan membalasnya.

"Tapi Anda telah bersusah payah membantu saya. Anda basah kuyup dan bahkan tangan Anda terluka," kejar wanita itu.

Paul tersenyum, "Jika Anda benar-benar ingin membalas pertolongan saya, Anda hanya perlu meneruskan kebaikan ini dengan cara menolong orang lain. Jangan biarkan lingkaran kebaikab ini berakhir pada diri Anda."

Wanita itu terkesima ketika Paul menambahkan, "Setidaknya, lakukan itu demi kebaikan saya hari ini."

Setelah aekali lagi mengucapkan terima kasih, wanita itu membawa Mercedesnya berlalu meninggalkan Paul. Beberapa kilometer kemudian, wanita itu merasa lapar. Ketika ia melihat sebuah kafe kecil di pinggir jalan, ia pun mampir untuk mencari sedikit pengganjal perut. Kafe itu sempit dan sederhana, namun wanita itu disambut dengan keramahan yang luar biasa dari seorang pelayan wanita yang tersenyum hangat dan datang membawakannya handuk untuk mengeringkan rambutnya.

Setelah wanita itu memesan makanan, pelayan itu pun berlalu. Diam-diam wanita itu mengamati punggung pelayan itu bergerak menjauh. Berdasarkan pengamatannya, pelayan itu sedang hamil tua, mungkin sekitar delapan bulanan. Akan tetapi, kehamilannya yang membawa lelah dan nyeri itu tidak memengaruhi sikapnya sama sekali.

Namun wanita itu pun heran, mengapa di usia kehamilan seperti itu dia tetap bekerja?

Pasti pelayan itu sangat membutuhkan uang, simpulnya dalam hati.

Bagaimanapun, orang-orang yang terlihat sederhana justru biasanya mampu memberi lebih banyak pada sesamanya.

Tiba-tiba saja, wanita itu teringat pada kata-kata Paul. Karena itu, setelah ia menghabiskan makan malamnya, wanita itu memberikan selembar uang $100 pada pelayan itu, melebihi harga yang harus dibayarnya. Maka pelayan itu pun segera berbalik ke kasir untuk mengambil uang kembalian.

Ketika ia kembali, wanita itu telah pergi. Dengan sedikit bingung, pelayan itu bertanya-tanya pada orang-orang di sekelilingnya, yang barangkali tahu kemana wanita itu pergi.

"Dia keluar lewat pintu sisi kanan," sahut salah seorang pengunjung, "pergi dengan mobil Mercedes merah itu."

Sambil bertanya-tanya dalam hatinya, pelayan itu kembali dan membersihkan meja yang digunakan wanita tadi. Saat itulah dia melihat secarik pesan tertulis di bawah serbet. Air matanya langsung meleleh ketika membaca isi tulisan itu:

"Tolong terimalah bantuan ini. Seseorang telah menyelamatkan saya, dan saya ingin meneruskan kebaikannya kepada Anda. Jika Anda ingin membalas pertolongan saya, teruskanlah kebaikan ini dengan membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan. Jangan biarkan lingkaran kebaikan ini berhenti pada diri Anda."

Pelayan itu menemukan lima lembar uang $100 di bawah serbet untuknya. Itu jumlah yang cukup untuk menutup seluruh kebutuhan persalinannya nanti. Dia tak mengerti bagaimana Nyonya itu bisa tahu kalau dia dan suaminya sangat membutuhkan uang itu...

Pelayan itu menghabiskan jam kerjanya dan segera pulang. Tak sabar rasanya untuk bertemu suaminya di rumah. Suaminya terlihat cemas dan segera mengajak beristirahat. Pelayan itu tahu bahwa sang suami pasti terus mengkhawatirkannya di tengah hujan yang lebat ini. Namun ia pun agak terkejut ketika mendapati bahwa tangan suaminya terluka.

Diusapnya kepala sang suami dengan penuh kehangatan dan ia pun berbisik lembut, "Semua baik-baik saja, Paul Kennedy. Aku mencintaimu."

Tamat